GELORA.CO - Gelombang desakan sejumlah negara untuk meminta ganti rugi kepada China terkait penyebaran virus corona baru (Covid-19) dinilai akan semakin menguat.
Setidaknya, gugatan tersebut sudah dilakukan oleh negara bagian Amerika Serikat, Missouri atas hilangnya nyawa penduduk dan dampak ekonomi di Missouri akibat dari wabah virus corona.
Gugatan kemudian melebar ke Eropa bahkan Australia yang meminta China bertanggung jawab atas pandemik Covid-19. Penyelidikan asal-usul Covid-19 yang sebelumnya mencuat pertama kali di Wuhan, China pun didorong segera dilakukan.
Melihat respons dunia terhadap pandemik Covid-19, koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi memprediksi gelombang protes tersebut sebagai hal yang serius, bukan sekadar gertakan semata.
"Rencana USA, Eropa, dan Australia minta ganti rugi ke komunis China gara-gara bercanda dengan virus bukan sambal gertak. Jumlah tuntutan pasti besar sekali," kata Adhie Massardi di akun Twitternya, Jumat (1/5).
Hal ini makin panas ketika kapal perang milik AS dan Australia sempat berada di Laut China Selatan di dekat daerah di mana sebuah kapal China diduga sedang mengeksplorasi minyak, tepatnya di dekat perairan juga diklaim Vietnam dan Malaysia beberapa waktu lalu.
Melihat kondisi ini, mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini bahkan berandai-andai keseriusan negara-negara tersebut dalam menuntut pertanggungjawaban China atas virus yang telah menelan ribuan nyawa itu.
"Saya bayangkan nanti gabungan USA, Eropa dan Australia kirim debt collector ke China naik sejumlah kapal induk," tutupnya.
Di sisi lain, desakan permintaan tanggung jawab kepada China juga sempat disuarakan sejumlah aktivis Tanah Air. Seperti yang disuarakan aktivis kemanusiaan, Natalius Pigai.
"Saya usul pemerintah dan rakyat Indonesia meminta kompensasi atas kelalaian Tiongkok membendung penyebaran virus (corona) seluruh dunia, termasuk Indonesia," tegas Pigai beberapa waktu lalu. [rmol]