GELORA.CO - Sebuah panti jompo di Virginia di dekat Richmond melaporkan sebanyak 42 warganya meninggal karena Covid-19.
Canterbury Rehabilitation & Healthcare Centre di Henrico County di Virginia itu, berisikan 163 warga jompo. Dari jumlah itu, sebanyak 127 telah menjalani tes dan hasilnya positif.
Ini adalah musibah terburuk yang menimpa sebuah panti di Amerika Serikat. Para pejabat memperkirakan akan menyusul angka yang lebih banyak lagi mengingat lanjut usia sangat rentan bila terpapar virus corona.
Direktur medis, Dr James Wright, mengatakan dua orang terakhir meninggal tiga hari yang lalu.
"Ini sulit, kami terkejut dengan betapa cepatnya ini terjadi," kata Wright, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, melansir CNA, Selasa (14/4).
Dalam konferensi persnya, Wright juga mengungkapkan, "Ini adalah pertempuran yang kadang-kadang kita merasa kalah. Ini pertempuran yang harus kita lawan setiap hari dan malam, tujuh hari seminggu."
Panti jompo itu diisolasi, sementara para stafnya dilakukan pengujian dan pemantauan medis. Hasilnya, 35 anggota staf Canterbury dinyatakan positif pada Senin kemarin.
Semua warga terlihat stabil, namun Wright mengatakan belum memastikan lagi.
Panti jompo ini juga mengalami kekurangan alat perlindungan seperti masker dan APD yang saat ini menjadi barang paling dibutuhkan. Mereka telah mengajukan permintaan dan menunggu respon.
Musibah yang menimpa panti jompo itu membuat warga yang tersisa terpuruk dalam kekhawatiran. Di saat mereka tengah kekurangan staf, sejak 35 staf yang positif harus dikarantina, sisa staf lainnya menolak bekerja karena khawatir terpapar, ditambah alat medis yang kosong.
"Kami siap seperti yang kami bisa," kata Wright setengah pesimis, "Apa yang cenderung dilakukan oleh virus ini adalah menemukan populasi yang rentan dan menyebar dengan cepat tanpa terdeteksi."
Wright juga menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap panti ini serta ketiadaan dana. Panti ini hanya memiliki sedikit kamar pribadi, sehingga mereka harus bersesakkan, juga sangat kekurangan staf.
Wright hanya bisa berharap akan datang bantuan untuk mereka.(rmol)