GELORA.CO - Direktur laboratorium berkeamanan maksimum di kota Wuhan, China menanggapi rumor yang beredar bahwa virus Corona mungkin berasal dari lab tersebut. Dia membantah keras rumor tersebut.
Selama ini para ilmuwan China menyatakan bahwa virus Corona kemungkinan berasal dari kelelawar di pasar hewan liar di Wuhan. Namun keberadaan Institut Virologi Wuhan dengan laboratorium keselamatan biologi berkeamanan maksimum di Wuhan, memicu teori konspirasi bahwa virus Corona mungkin telah disintesis secara buatan di lab tersebut atau bocor dari salah satu labnya, khususnya laboratoum P4-nya yang dilengkapi untuk menangani virus-virus berbahaya.
Dalam wawancara dengan media pemerintah China, CGTN, Yuan Zhiming, direktur lab tersebut mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/4/2020), bahwa "tak mungkin virus ini berasal dari kami."
Dikatakannya, tak ada stafnya yang terinfeksi virus tersebut.
Sebelumnya pada Februari lalu, institut ini telah membantah rumor bahwa virus Corona yang mewabah saat ini berasal dari lab di Wuhan, kota di China yang menjadi tempat dimulainya pandemi COVID-19.
Namun pekan ini, rumor tersebut kembali mencuat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tengah melakukan penyelidikan apakah benar virus Corona berasal dari lab di Wuhan tersebut.
Ketika ditanya apakah virus mematikan itu bisa berasal dari lab tersebut, Yuan menjawab: "Saya tahu itu mustahil."
"Sebagai orang yang melakukan studi tentang virus, kami jelas tahu jenis penelitian apa yang terjadi di institut ini dan bagaimana institut mengelola virus dan sampel," katanya.
Sebelumnya, media-media seperti Washington Post dan Fox News yang mengutip sumber-sumber, memberitakan bahwa virus Corona kemungkinan telah bocor dari lab Wuhan tersebut.
Yuan menegaskan bahwa pemberitaan tersebut "sepenuhnya didasarkan pada spekulasi tanpa bukti ataupun pengetahuan".
Pemerintah Prancis juga telah menegaskan bahwa sejauh ini tak ada kaitan antara virus Corona dengan lab Wuhan tersebut. Lab Wuhan tersebut didirikan setelah pada tahun 2004, pemerintah Prancis menandatangani kesepakatan dengan China untuk mendirikan sebuah laboratorium penelitian penyakit-penyakit infeksi dengan level keselamatan biologi 4, level tertinggi di Wuhan. Informasi ini berdasarkan dekrit Prancis yang diteken oleh menteri luar negeri Prancis saat itu, Michel Barnier.(dtk)