GELORA.CO - Juru bicara penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mempertanyakan analisis dari pakar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia yang baru mengungkap sekarang mengenai temuan awal mula kasus Corona (COVID-19) masuk ke Indonesia. Epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono, mengkritik sikap pemerintah yang selalu menyangkal mengenai temuan kasus Corona.
Pandu awalnya bicara panjang lebar dasar analisisnya yang menyebutkan virus Corona sudah masuk ke Indonesia sejak Januari. Analisis itu, kata Pandu, berpangkal pada laporan dinas kesehatan mengenai pasien dalam pengawasan (PDP) Corona.
"Itu kan saya harus menghitung kapan pandemi ini terjadi kan, saya mengamati data pelaporan dinas kesehatan kapan mulai mereka menemukan PDP. Nah Itu mulai tercatat mulai meningkat bulan Februari, Maret. Nggak mungkin virus itu datwng langsung terjadi peningkatan itu. Jadi saya perkirakan itu dua minggu menurut pengetahuan penyakit epidemiologi penyakit penular 14 hari, jadi saya menemukannya mulai beredar minggu ketiga bulan Januari," kata Pandu saat dihubungi, Senin (20/4/2020).
Selain itu, Pandu juga menyoroti penerbangan langsung dari sejumlah kota di Indonesia ke Wuhan, China. Pemerintah, menurut Pandu, seharusnya sejak awak sudah mulai memikirkan mengenai adanya kemungkinan penyebaran virus Corona dari Wuhan karena Indonesia mempunyai penerbangan langsung ke kota tersebut.
"Ketika ada wabah mereka harus memikirkan itu, karena sudah dikasih tahu ini ada laporan ini orang dengan COVID artinya kemungkinan sudah masuk Indonesia tapi mereka membantah terus, menyangkal katanya hasil tesnya masih negatif. Indonesia akan bebas Corona kita bangsa yang virusnya nggak akan pernah masuk, kita minum jamu,minum empon-empon, tinggal berdoa saja sampai menteri kesehatan dibanggakan oleh wakil presiden dan semuanya karena berhasil mencegah pandemi yang sudah menyerang banyak negara," ujar Pandu.
Pandu juga menyentil pernyataan sejumlah pejabat yang terlalu percaya diri mengatakan Indonesia bebas virus Corona. Padahal, sambung dia, kasus Corona sudah dilaporkan sejak Januari dan Februari tapi sikap pemerintah terus membantah.
"Laporannya berdasarkan tes tapi kan pada awal bulan Januari, Februari itu pada Februari itu kasus yang ditemukan itu sudah dites itu masih negatif, itu artinya banyak orang menduga memang kita belum siap melakukan tes itu, reagen nya belum tersedia atau reagen salah," ujar dia.
Karena itu, Pandu menegaskan bahwa analisisnya mengenai kasus Corona masuk ke Indonesia itu berdasarkan laporan dari data pemerintah. Hanya, menurut Pandu, pemerintah tidak memanfaatkan data itu dengan baik.
"Iya, nggak mungkin saya menarik kesimpulan dari anggota artinya mereka itu tidak sensitif dengan isu kemungkinan pandemi ini, sehingga nyalah-nyalahin orang lain padahal mereka sendiri tidak memanfaatkan hasil surveillance dan tidak memperbaiki mempertanyakan kok hasilnya masih negatif," ujar dia.
Pandu juga mencontohkan kasus positif 1 dan 2 yang awalnya didiagnosis penyakit lain. Menurut dia, tidak ada peringatan dini dari pemerintah untuk menghadapi kemungkinan besar Corona sudah menyebar di Indonesia.
"Nggak ada satu alarm atau peringatan dini dari kementerian kesehatan karena tidak menyadari kemungkinan besar virus itu sudah di Indonesia, penginnya dibantah, penginnya Indonesia bebas Corona. Semangatnya seperti itu, jadi mereka itu denial sejak awal, jangan nyalahin orang lain, mereka itu lalai dan menurut saya itu tidak memanfaatkan data yang sudah ada, denial terus sampai sekarang," beber dia.
Sebelumnya, Achmad Yurianto mengaku tidak pernah diberi tahu mengenai temuan FKM UI soal kasus Corona sudah masuk ke Indonesia sejak Januari. Yuri justru menanyakan FKM UI baru mengungkap temuannya saat ini.
"Pertanyaannya kenapa baru bilang sekarang tidak di saat mereka meyakini ada kasus yang masuk ke Indonesia," kata Yuri, Minggu (19/4). []