GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menguatkan spekulasi mengenai asal-usul virus Covid-19.
Ia menekankan bahwa virus corona muncul di tengah perang dagang Amerika Serikat dengan China, dan mengatakan bahwa tidak ada yang lebih keras terhadap China ketimbang dirinya.
"Dan tiba-tiba, entah dari mana, muncul musuh yang tidak kelihatan," ujarnya, mengacu pada pandemi itu, dalam jumpa pers di Gedung Putih.
Trump juga berkata kepada wartawan: "Kami pikir kami tahu dari mana ia [virus corona] berasal. Kami mungkin akan banyak bicara soal itu."
Sejumlah media AS sebelumnya melaporkan bahwa lembaga intelijen AS meyakini virus tersebut berasal dari sebuah lembaga penelitian virus di Wuhan dengan protokol keamanan yang kurang baik, tudingan yang telah dibantah China.
Trump mengatakan kepada para jurnalis bahwa ia tidak akan membicarakan laporan intelijen.
WHO: Tidak ada bukti virus berasal dari laboratorium
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bukti-bukti yang ada mengindikasikan bahwa virus corona berasal dari hewan, dan menepis laporan yang menyebut virus itu diciptakan di laboratorium penelitian virus di Wuhan, China.
Hari Selasa kemarin, juru bicara WHO, Fadela Chaib, mengatakan semua bukti menunjukkan virus tersebut "tidak dimanipulasi atau dikonstruksi di laboratorium atau tempat lain."
"Kemungkinan, sangat mungkin, virus itu berasal dari hewan," ujarnya dalam jumpa pers WHO di Jenewa, Swiss.
Proses transmisi virus Covid-19 dari hewan ke manusia belum jelas, ia menambahkan.
Seorang ilmuwan melakukan tes virus corona di sebuah laboratorium di Yunani. (EPA)
"Kemungkinan besar ia berkembang biak di kelelawar tapi bagaimana virus tersebut menular dari kelelawar ke manusia belum diketahui," ujarnya.
Tak lama setelah isu virus corona ini mengemuka, muncul berbagai spekulasi - kebanyakan tidak berdasar - mengenai asal-usulnya.
Satu teori yang sempat menjadi viral di dunia maya mengatakan SARS CoV-2 diciptakan di laboratorium sebagai senjata biologis. Tudingan ini telah berkali-kali dibantah oleh para ilmuwan, yang menekankan bahwa berbagai penelitian menunjukkan virus tersebut berasal dari hewan - kemungkinan besar dari kelelawar.
Virus memang bisa diciptakan untuk tujuan penelitian. Contohnya, penelitian gain-of-function (GOF) melibatkan percobaan yang bisa meningkatkan kemampuan suatu patogen untuk menyebabkan penyakit, untuk memprediksi mutasi virus di masa depan.
Namun penelitian tentang genom virus corona di AS, yang dipublikasikan pada bulan Maret, tidak menemukan tanda bahwa virus tersebut direkayasa.
Pasar Makanan Laut WuhanSejumlah kasus di awal pandemi dikaitkan dengan pasar makanan laut di Wuhan. (Reuters)
"Dengan membandingkan data sekuens genom untuk galur virus corona yang telah diketahui, kami bisa dengan tegas memastikan bahwa Sars-CoV-2 berasal dari proses alami," kata salah satu penelitinya, Kristian Andersen, dari Scripps Research di California.
Teori lainnya menuding virus tersebut alami, namun tak sengaja lepas dari laboratorium. Kedekatan pasar makanan laut Wuhan, tempat wabah tersebut pertama kali dideteksi, dengan setidaknya dua lembaga yang melakukan penelitian penyakit menular menimbulkan spekulasi mengenai kaitan.
Bahwa Wuhan Institute of Virology (WIV) memang pernah melakukan riset tentang virus corona di kelelawar. Penelitian tersebut sah dan diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah internasional. Mengingat pengalaman China dengan wabah Sars pada awal 2000-an, ini bukan hal mengejutkan.
Pakar keamanan hayati di King's College London, Dr. Filippa Lentzos, mengatakan persoalan asal-usul virus corona baru adalah "pertanyaan yang sangat sulit".
Ia menambahkan bahwa "ada diskusi diam-diam, di balik layar, di komunitas pakar keamanan hayati, mempertanyakan asal-usul pasar makanan laut yang telah muncul begitu kuat dari China."
Namun hingga saat ini belum ada bukti bahwa lembaga riset manapun di Wuhan merupakan sumber Sars-Cov-2.
Pemerintah China digugat
Bagaimanapun, negara bagian Missouri di AS menggugat China, Partai Komunis China, dan pejabat pemerintahan lainnya karena hal yang mereka sebut "kampanye jahat penyimpangan dan penipuan" yang mereka klaim menyebabkan pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Dalam dokumen pengadilan yang diserahkan pada hari Selasa kemarin, Jaksa Agung Missouri Eric Schmitt berpendapat bahwa tindakan awal China menyebabkan wabah yang "tidak perlu dan bisa dicegah".
Gugatan federal itu mengincar ganti rugi untuk "hilangnya banyak nyawa, penderitaan manusia, dan kekacauan ekonomi" yang telah terjadi di negara bagian itu.
Juru bicara kantor jaksa agung menyebut langkah ini "bersejarah".
Tapi wartawan BBC di AS, Anthony Zurcher, mengatakan gugatan tersebut akan menghadapi hambatan legal dan prosedural yang cukup besar.
Hukum di AS, misalnya, memberi pemerintahan asing kekebalan dari tindakan hukum seperti itu.
Namun Missouri mungkin tidak terlalu peduli dengan ganti rugi uang, dibandingkan mendapatkan pamor politik dan menyalahkan China atas kerusakan kesehatan dan ekonomi dari pandemi.(dtk)