Terungkap, Kronologi Bentrok TNI vs Polri, Belasan Polisi Datangi Pos Batalyon Buat Perhitungan

Terungkap, Kronologi Bentrok TNI vs Polri, Belasan Polisi Datangi Pos Batalyon Buat Perhitungan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Akhirnya kronologi bentrok TNI vs Polri terungkap, belasan polisi datangi pos Batalyon buat perhitungan.

5 polisi kena tembak dalam bentrok yang terjadi dengan TNI di Mamberamo Jaya, Papua.

3 diantaranya yang merupakan anggota Sabhara dan Reskrim tewas tertembak.

Hingga kini, kronologi resmi bentrok TNI vs Polri tersebut belum diungkap gamblang ke publik.

Bentrokan antara TNI dan Polri terjadi di Jalan Pemda I Kampung Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, Minggu (12/4/2020).

Aparat TNI dilaporkan menembaki personil Polres Mamberamo Raya hingga menyebabkan lima orang anggota polisi tertembak, tiga di antaranya meninggal dan dua terluka.

Bentrokan yang berujung baku tempat tersebut bahkan diduga terjadi lantaran masalah sepele.

Dikutip dari Kompas.com, dijelaskan oleh Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, bentrok antara Polri dan TNI bermula lantaran adanya kesalahpahaman di antara keduanya.

Namun, saat dikonfirmasi, ia enggan membeberkan lebih dalam kesalahpahaman apa yang memicu bentrokan tersebut.

Terpisah, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw juga membenarkan adanya pertikaian tersebut.

Ia juga mengungkapkan bahwa pertiakain itu berawal dari adanya salahpaham.

Sementara itu, dikutip dari Wartakota, peristiwa bermula dari kedatangan belasan anggota Polres Mamberamo Raya ke Pos TNI Batalyon 755 di Kasonaweja.

Belasan anggota Polres Mamberamo Raya itu meminta pertanggung jawaban atas aksi pemukulan terhadap anggota polisi beberapa hari sebelumnya.

Seorang sumber yang identitasnya enggan disebutkan mengungkapkan, bentrokan antara TNI dan Polri itu berawal ketika seorang polisi menyewa sepeda motor pada tukang ojek Jumat (10/4/2020) dengan tarif Rp50.000 per jam.

Saat pulang, polisi tersebut juga memberikan uang Rp50 ribu sebagai ongkos.

Namun, uang itu tak diterima tukang ojek yang bersangkutan lantaran menganggap sang polisi menyewa lebih dari tiga jam.

Penolakan itu berujung adu mulut di antara keduanya.

Karena terjadi pertengkaran mulut dengan ojek pangkalan ojek, seorang pengemudi ojek kemudian menghubungi anggota Satgas Yonif 755 untuk melaporkan kejadian tersebut.

Dari sana, lebih dari 10 personil Satgas Yonif mendatangi polisi itu dan melakukan pengeroyokan.

Sang polisi kemudian kembali dan menceritakan permasalah itu pada sesama anggota Polri.

Meski kepolres setempat telah mengingatkan, untuk tidak melakukan hal-hal yang tak diinginkan.

Namun tanpa sepengatuannya, hampir 20 anggota Polres Mamberamo Raya berkumpul di Pelabuhan Buemeso, Minggu (12/4/2020) sekira pukul 06.00 WIT.

Mereka kemudian mendatangi Pospam Satgas 755 hingga akhirnya terjadi insiden penembakan.

Penjelasan Kapolda Papua

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, bentrokan terjadi berawal dari kesalahpahaman.

"Memang betul ada pertikaian yang berawal dari kesalahpahaman hingga menyebabkan dua anggota Polres Mamberamo Raya meninggal," kata Waterpauw, saat dihubungi, Minggu.

Dikutip Kompas.com dari Antaranews.com, menurut Waterpauw, insiden yang terjadi Minggu dini hari itu sebetulnya sudah diselesaikan pada Sabtu (11/4/2020) sekitar pukul 23.00 WIT.

"Dari laporan yang diterima, terungkap bahwa anggota yang meninggal itu bersama empat rekannya pada Minggu dini hari menyeberang ke Kasonaweja dan berupaya menyerang," katanya dikutip dari Kompas.com dari Antaranews.com.

Sambungnya, Kapolres Mamberamo Raya sedang berupaya menyelesaikan masalah tersebut dengan Dandim 1702/Sarmi.

Bentuk Tim Gabungan

Untuk mengetahui penyebab bentrokan yang terjadi antara aparat Polres Mamberamo Raya dengan satgas Yonif 755 di Kabupaten Mamberamo Raya, Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih membentuk tim gabungan.

Hal itu disampaikan Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (12/4/2020).

"Sampai dengan keterangan pers ini diterbitkan pihak Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua sedang menurunkan Tim Gabungan untuk melakukan penyelidikan di TKP dalam rangka mendapatkan keterangan, fakta-fakta kronologis yang sebenarnya," tulis Eko.

Pasca-terjadinya bentrok itu, Kapolda Papua memastikan akan segera bertolak ke Mamberamo Raya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab.

"Senin (13/4/2020) saya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih akan ke Mamberamo Raya.

Namun hari ini Danrem 172, Direktur Intelkam dan beberapa pejabat ke Mamberamo Raya," kata Waterpauw.

Selain itu, Waterpauw juga telah memerintahkan seluruh anggota Mapolres Mamberamo Raya beserta dengan keluarganya untuk tidak keluar dari Mako sampai masalah tersebut tuntas.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita