Ternyata! Virus Corona Menyebar di AS Sejak Januari, Dikira Flu Biasa

Ternyata! Virus Corona Menyebar di AS Sejak Januari, Dikira Flu Biasa

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Hasil pemeriksaan postmortem mengungkapkan bahwa virus Corona (COVID-19) ternyata telah beredar di Califonia, Amerika Serikat (AS), sejak Januari lalu atau beberapa pekan lebih awal dari perkiraan. Kematian awal akibat virus Corona di AS kemungkinan besar keliru dianggap sebagai flu biasa.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/4/2020), Sara Cody yang seorang pejabat kesehatan di Santa Clara County, California, menuturkan bahwa seorang pasien wanita berusia 57 tahun meninggal dunia akibat virus Corona pada 6 Februari lalu. Kasus ini terjadi lebih awal dari kasus-kasus virus Corona lainnya yang dilaporkan di AS.

Kematian paling awal yang disebabkan virus Corona di AS, sebelumnya diduga terjadi pada 26 Februari di negara bagian Washington. Kematian awal itu melibatkan seorang pria berusia 30-an tahun yang baru pulang dari Wuhan, China, yang menjadi titik nol pandemi virus Corona. Pria itu dinyatakan positif virus Corona setelah melaporkan dirinya kepada otoritas setempat karena dia mengalami gejala-gejalanya.

Informasi soal kematian awal di California bisa meningkatkan pemahaman otoritas kesehatan publik soal bagaimana wabah virus Corona meluas di AS.

Kematian pasien wanita di California dan dua kasus awal lainnya -- seorang pria 69 tahun yang meninggal 17 Februari dan seorang pria 70 tahun yang meninggal 6 Maret -- telah dikonfirmasi disebabkan oleh virus Corona oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS (CDC) setelah dilakukan pemeriksaan sampel jaringan tubuh.

Otoritas Santa Clara County sebelumnya mengidentifikasi kasus pertamanya pada 28 Februari lalu sebagai penularan lokal -- yang menyebar antar orang-orang yang tidak pernah bepergian ke China atau berkunjung ke lokasi dengan kasus virus Corona. Tiga pasien awal yang meninggal di California diketahui tidak ada yang pernah bepergian ke luar negeri.

"Apa yang ditunjukkan oleh kematian-kematian ini adalah kita mendapati penularan masyarakat mungkin hingga ke level signifikan, jauh sebelum kita menyadarinya, dan itu mengindikasikan bahwa virus ini mungkin sudah ada dan beredar di tengah masyarakat jauh lebih awal dari yang kita ketahui," sebut Cody.

Cody menambahkan bahwa karena wilayah tersebut sedang menghadapi musim flu parah pada saat itu, banyak kasus mungkin salah diklasifikasikan sebagai influenza. Cody menyebut kasus-kasus ini mirip dengan 'ujung gunung es', yang mengindikasikan bahwa lebih banyak juga telah terinfeksi.

Tiga kematian awal di Santa Clara County bisa terdeteksi terkait virus Corona karena otoritas pemeriksa medis setempat tidak merasa puas bahwa mereka telah menemukan dengan benar penyebab kematian ketiganya. Cody menyebut bahwa para pemeriksa medis itu menyimpan sampel jaringan tubuh dari ketiga pasien dan mengirimkannya ke CDC, mengingat saat itu belum ada alat pemeriksa virus Corona.

Pihak koroner setempat berharap bisa mengidentifikasi lebih banyak kematian terkait virus Corona di wilayah Santa Clara. Diketahui bahwa parameter pemeriksaan oleh CDC pada saat itu masih terbatas hanya pada orang-orang yang punya riwayat perjalanan ke China dan orang-orang yang mengalami gejala-gejala.

Hingga Rabu (22/3) waktu setempat, jumlah kematian akibat virus Corona di AS melebihi 46 ribu orang. AS hingga kini masih menjadi negara dengan total kasus terbanyak di dunia, yakni melebihi 840 ribu kasus.

Sebuah kajian pada pekan ini yang dipimpin Bhattacharya pada Stanford University mengindikasikan wabah virus Corona di AS menyebar lebih luas dari perkiraan. Sampel dari dari 3.300 relawan di Santa Clara County menunjukkan angka sebenarnya dari kasus virus Corona yang sedikitnya mencapai 50 kali lebih banyak dari total kasus terkonfirmasi saat ini di distrik tersebut.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita