GELORA.CO - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memerintahkan penerapan lockdown selama dua hari pada akhir pekan mendatang. Erdogan memperingatkan bahwa langkah semacam ini bisa diperpanjang jika diperlukan demi menghentikan penyebaran virus Corona (COVID-19).
Akhir pekan lalu, pemerintah Turki mengumumkan lockdown selama dua hari di sedikitnya 31 kota. Namun pengumuman disampaikan hanya dua jam sebelum pemberlakuan, sehingga ratusan ribu warga Turki bergegas keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok pada menit-menit akhir.
Seperti dilansir AFP, Selasa (14/4/2020), Erdogan telah meminta warga Turki untuk tetap di rumah dan melakukan isolasi sosial. Lockdown akhir pekan menjadi langkah lebih ketat, yang melibatkan kepolisian dan bertepatan dengan membaiknya cuaca yang memicu kekhawatiran bahwa warga akan mengabaikan imbauan tetap di rumah.
"Sebagai bagian dari perang melawan pandemi, kita telah memutuskan bahwa kita akan melanjutkan lockdown akhir pekan selama mungkin yang diperlukan pada periode mendatang," ucap Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat dari Istanbul.
"Saya mengumumkan kepada seluruh warga bahwa akan ada lockdown mulai Jumat, 17 April, pukul 24.00 hingga Minggu, 19 April, pukul 24.00," tegasnya.
Pengumuman lockdown pekan lalu yang memicu kekacauan telah membuat Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu, mengambil tanggung jawab dan mengumumkan pengunduran diri pada Minggu (12/4) waktu setempat. Namun Erdogan menolak pengunduran diri itu dan meminta Soylu tetap menjabat.
"Kita akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari gangguan yang tidak diperlukan, yang terjadi sebelumnya," ujar Erdogan.
Ditegaskan Erdogan bahwa tujuan dari penerapan lockdown akhir pekan adalah untuk melindungi warga dari virus Corona dengan memastikan mereka tetap berada di rumah masing-masing. Lebih dari 61 ribu kasus virus Corona saat ini terkonfirmasi di wilayah Turki, dengan nyaris 1.300 orang meninggal dunia.
Erdogan memastikan kepada publik bahwa Turki memiliki kemampuan untuk mengatasi pandemi virus Corona ini. "Institusi kesehatan kita memiliki kapasitas untuk diagnosis, perawatan dan unit perawatan intensif untuk mengatasi pandemi," tandasnya.(dtk)