GELORA.CO - Orang pertama yang meninggal dunia karena virus Corona (COVID-19) merupakan seorang pria China berusia 61 tahun dari Wuhan pada 9 Januari lalu. Kini, tiga bulan kemudian, lebih dari 100 ribu orang di dunia meninggal akibat virus Corona.
Pusat pandemi virus Corona bergeser beberapa kali, dari awalnya ada di Asia, kemudian bergeser ke Eropa pada Maret lalu, dan kini ada di Amerika Serikat (AS).
Lebih dari separuh penduduk Bumi ada di bawah lockdown untuk membatasi penyebaran virus Corona. Namun, jumlah kematian harian akibat virus ini terus bertambah secara global, dari tadinya mencapai 500 orang dalam sehari pada pertengahan Maret, hingga lebih dari 5 ribu orang pada April dan kini mendekati 7.500 orang.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (11/4/2020), dalam 8 hari terakhir, lebih banyak kematian yang dilaporkan dibandingkan 84 hari awal saat virus ini mewabah. Secara keseluruhan, berdasarkan penghitungan AFP hingga Jumat (10/4) waktu setempat, total 100.859 orang meninggal dunia akibat virus Corona secara global.
Lebih dari 1,6 juta kasus virus Corona dilaporkan di sedikitnya 193 negara, dengan sedikitnya 335.900 orang dinyatakan sembuh.
Penghitungan ini dilakukan AFP dengan mendasarkan pada data resmi nasional masing-masing negara dan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, diperkirakan data ini hanya merefleksikan sebagian kecil dari jumlah kasus yang sebenarnya.
Diketahui, banyak negara hanya memeriksa kasus-kasus paling serius. Beberapa negara lainnya tidak memiliki kebijakan pemeriksaan skala besar karena tidak memiliki sumber daya yang cukup, seperti di kawasan Afrika.
"Ada masalah dengan semua indikator, tapi jumlah kasus sangat bergantung pada jumlah tes. Jumlah kematian menjadi indikator baik asalkan Anda tidak mengubah parameter di tengah jalan," sebut pakar epidemiologi Prancis, Catherine Hill.
Dari total kasus dan kematian secara global, Eropa masih menjadi kawasan yang terdampak paling parah oleh pandemi virus Corona. Penghitungan AFP menyebut ada 70.270 kematian dari total 857.822 kasus virus Corona yang dilaporkan di kawasan Eropa.
Angka kematian di Eropa itu ekuivalen dengan 70 persen dari total kematian global. Sedangkan total kasus di Eropa ekuivalen dengan 52 persen dari total kasus secara global.
Di Eropa, Italia dan Spanyol merupakan dua negara yang terdampak paling parah. Kini dilaporkan ada 18.849 kematian di Italia dan 15.843 kematian di Spanyol.
Namun ada secercah harapan, yakni setelah mencapai puncak nyaris 1.000 kematian dalam 24 jam, jumlah kematian harian di Italia dan Spanyol mengalami penurunan. Hal ini menjadi indikasi bahwa puncak pandemi di kedua negara itu telah terlewati dan kini mulai mengalami penurunan. Dalam 24 jam terakhir, Italia melaporkan 570 kematian baru dan Spanyol dengan 605 kematian baru.
Sementara itu, di wilayah AS, pandemi virus Corona menyebar dengan cepat, khususnya di negara bagian New York. Pekan ini, total kasus di New York -- mencapai lebih dari 60 ribu kasus -- telah melampaui total kasus untuk Spanyol -- lebih dari 158 ribu kasus dan Italia -- lebih dari 147 ribu kasus. Wilayah New York City sendiri kini mencatatkan 93 ribu kasus virus Corona.
Secara nasional, menurut data AFP, sedikitnya 486.490 kasus virus Corona kini dilaporkan di wilayah AS. Jumlah ini ekuivalen dengan lebih dari 28 persen dari total kasus global. Dengan 18.002 kematian, AS menjadi negara kedua dengan jumlah kematian terbanyak setelah Italia.
Setelah Italia, AS, dan Spanyol, negara-negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat virus Corona antara lain Prancis dengan 13.197 kematian, Inggris dengan 8.958 kematian, Iran dengan 4.232 kematian, dan China dengan 3.336 kematian.(dtk)