GELORA.CO - Seorang anggota Partai Komunis China, ditangkap karena mengkritik Presiden China Xi Jinping dalam menangani wabah virus corona.
Ren Zhiqiang (69) merupakan mantan kepala asosiasi pengusaha real estat milik pemerintah Grup Huayuan. Ia juga dikenal karena keterbukaannya dalam topik-topik sensitif seperti penyensoran pers.
Pemberitahuan yang dikeluarkan pada Selasa, 7 April oleh Badan Pengawas Disiplin Partai Komunis di Beijing mengatakan, Ren sedang menjalani peninjauan dan investigasi. Namun dalam surat itu tidak memberitahukan rincian lebih lanjut.
Ren pada pertengahan Maret menerbitkan sebuah esai secara online. Isinya mengkritik kepemimpinan Presiden Xi dalam mengatasi wabah virus corona di Kota Wuhan, China Tengah pada bulan Desember. Ia juga menyebut Presiden Xi sebagai badut.
Ren Zhiqiang belum dapat dihubungi sejak 12 Maret, tiga temannya mengatakan kepada Reuters.
"Banyak teman kita mencarinya," kata teman dekat dan pengusaha Wang Ying dalam sebuah pernyataan kepada Reuters. “Mereka sangat cemas.”
“'Ren Zhiqiang adalah tokoh publik dan pergerakannya diketahui secara luas. Lembaga yang bertanggung jawab perlu memberikan penjelasan yang masuk akal dan legal sesegera mungkin,” lanjut Wang.
Isi esai
Dalam esai yang diposting China Digital Times, situs web berbasis di AS, Ren tidak menyebut nama Xi. Namun setelah mendengar pidato Presiden Xi untuk mengatasi wabah virus corona, Ren dalam tulisannya menilai, dia tidak melihat seorang kaisar berdiri di sana memamerkan "pakaian baru", tetapi seorang badut telanjang yang bersikeras terus menjadi kaisar.
Dia mengungkapkan bahwa ada krisis pemerintahan di dalam Partai Komunis, dan kurangnya kebebasan pers. Ren menganggap pidato Xi malah menyebabkan situasi semakin memburuk.
Ren pernah masuk militer dalam awal kariernya dan orang tuanya mantan pejabat tinggi di Partai Komunis, membuat beberapa orang memanggilnya seorang pangeran, referensi yang sering digunakan untuk memangil keturunan pendiri Republik Rakyat China. []