Satpam Pasien Corona Pulang Kampung dan Main Voli, 500 Orang Kini Dikarantina

Satpam Pasien Corona Pulang Kampung dan Main Voli, 500 Orang Kini Dikarantina

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Seorang satpam yang juga pasien positif corona pulang kampung ke Grobogan, Jawa Tengah untuk menghadiri acara tahlilan ibunya.

Gara-gara tak mau melaksanakan isolasi mandiri, satpam yang mudik ke Grobogan tersebut kini membuat 500 warga di kampungnya harus dikarantina.

Satpam yang nekat pulang kampung meski positif corona tersebut juga sempat bermain voli dan membagikan nasi tahlilan di kampungnya.

Satpam asal Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tampaknya menggampangkan perintah isolasi mandiri.

Dia sempat pulang kampung dan berkontak dengan banyak orang di kampung dalam kurun waktu yang seharusnya digunakan untuk masa isolasi tersebut.

"Ada sekitar 500 orang kami minta isolasi mandiri di rumah masing-masing," terang Kepala Desa Panunggalan, Moch Pujiyanto saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Kamis (16/4/2020).

Saat dilakukan pelacakan (tracing), pria 24 tahun itu ternyata sempat berkontak dengan warga kampung.

Rencananya, sejumlah warga diminta melakukan tes kilat atau rapid test virus corona.

"Tracing masih diupayakan. Selain keluarga, ada banyak orang yang sempat kontak dengan orang itu.

Nanti, mereka akan kita rapid test," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Slamet Widodo, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Pria yang bekerja sebagai satpam RSUP dr Kariadi Semarang itu sebenarnya pernah dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala Covid-19.

Setelah dirawat beberapa hari, dia keluar dari rumah sakit dengan catatan wajib menjalani karantina mandiri di rumah dinas Direktur RSUP dr Kariadi.

Namun, pria tersebut tidak tertib dan justru pulang kampung sebelum masa isolasinya selesai.

Alasannya, dia ingin mengikuti acara 40 harian ibunya yang sudah meninggal.

"Jadi, harusnya masih menjalani isolasi mandiri. Namun, malah balik kampung dengan alasan ada hajatan 40 hari ibunya meninggal," ungkap Slamet.

Pada Minggu dan Senin, 12-13 April 2020, dia juga sempat bermain voli bersama kawan-kawannya di kampung.

Pria itu pun sempat membagikan nasi bancakan kepada warga terkait peringatan 40 hari kematian ibunya.

Kepala Desa Panunggalan, Moch Pujiyanto mengatakan, karantina mandiri yang berlangsung sejak Selasa (14/4/2020) lalu itu atas dasar kesadaran masyarakat sendiri.

Isolasi mandiri juga diikuti dengan langkah penutupan akses jalan di dua RT tersebut. Ratusan orang yang dikarantina tersebut dipastikan tidak keluar rumah hingga 14 hari.

Pun demikian juga tidak diperkenankan ada orang bertamu kecuali ada kepentingan mendesak.

"Kebetulan mayoritas petani dan sisanya pekerja swasta, serabutan juga libur. Kalau mau ke sawah silakan, tapi hanya ke bekerja di sawah dan tak boleh kemana-mana.

Untuk logistik sementara warga bermodalkan sendiri. Bisa juga pesan makanan, ada kurirnya. Kami masih nunggu bantuan pemerintah," kata Pujiyanto.

Sementara itu Kapolsek Panunggalan, AKP Wibowo, menambahkan, akses jalan di kawasan isolasi mandiri tersebut dialihkan menjadi satu titik untuk memudahkan pengawasan.

"Lokasi isolasi ditutup baik jalan kampung maupun jalan tikus. Dilibatkan juga para tokoh masyarakat dan relawan untuk berjaga dan berkeliling," kata Pujiyanto.


Ketika dirawat sebelum pulang kampung, pasien tersebut sempat diambil sampel swab tenggorokannya.

Baru pada Selasa (14/4/2020) hasilnya keluar dan positif.

Petugas RSUP dr Kariadi kemudian segera mendatangi dan menjemputnya untuk kembali diisolasi.

"Benar, hasil swab-nya baru keluar dan hari ini dijemput untuk menjalani perawatan. Jadi kini total ada dua warga Grobogan yang positif Covid-19," kata Slamet. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita