GELORA.CO - China kembali dibuat geram. Setelah Amerika Serikat dan Australia mempertanyakan transparansinya terkait wabah virus corona baru (Covid-19), kini Jerman ikut ambil bagian.
Dalam sebuah surat kabar, Bild muncul isu bahwa Jerman menagih 149 miliar euro atau setara dengan Rp 2.521 triliun (Rp 16.921/euro) kepada China karena telah "berutang" atas dampak pandemik Covid-19 yang kian meluas.
Jerman juga dilaporkan telah mengikuti jejak Prancis dan Inggris yang telah menyalahkan China yang dianggap sebagai "sumber" virus corona.
Sebelumnya, pada Sabtu (18/4), Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa China harus menghadapi konsekuensi jika pihaknya secara sadar bertanggung jawab atas munculnya pandemik virus corona.
"Itu bisa saja dihentikan di China sebelum seluruh dunia menderita karenanya. Jika itu adalah kesalahan, kesalahan adalah kesalahan. Tetapi jika mereka secara sadar bertanggung jawab, maka harus ada konsekuensinya," ujar Trump.
Sehari setelahnya, Minggu (19/4), Kota Wuhan merevisi jumlah kematian dengan tiba-tiba yang melonjak hingga 50 persen.
Inggris yang telah bergabung dengan pejabat intelijen AS juga mengklaim bahwa virus corona berasal dari laboratorium Wuhan, bukan pasar makanan laut.
Lalu sebuah kabar mengejutkan muncul dari surat kabar Jerman, Bild. Di mana terdapat sebuah faktur tagihan sebesar 149 miliar euro yang ditagih kepada pemerintah China dengan rinciannya, melansir Express.
Rincian tersebut meliputi 27 miliar euro untuk kehilangan pendapatan pariwisata; 7,2 miliar euro industri film; 1 juta euro perjam untuk maskapai perbangan China; dan 50 miliar euro untuk bisnis kecil yang semuanya terdampak pandemik.
Bild juga menghitung jumlah tersebut juga meliputi pendapatan 1.784 euro per orang yang turun 4,2 persen.
Semua itu dirilis Bild dalam sebuah headline yang diberi judul "Apa yang menjadi hutang China kepada kami".
Menanggapi hal tersebut, pemerintah China mengatakan hal tersebut hanya akan membangkitkan xenophobia.[rmol]