RSUP dr Kariadi Catat 2 Perawat Meninggal dan 57 Tenaga Medis Kena Corona

RSUP dr Kariadi Catat 2 Perawat Meninggal dan 57 Tenaga Medis Kena Corona

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Puluhan tenaga medis di RSUP dr Kariadi, Semarang positif terjangkit virus Corona atau COVID-19. Hingga saat ini tercatat ada 57 paramedis yang terpapar hingga dua perawat yang meninggal dunia gegara virus Corona.
"Pegawai RS Kariadi yang meninggal sampai hari ini 2 orang, 1 terkonfirmasi COVID-19. Satu (perawat meninggal) baru saja hari ini, hasil pemeriksaan pertama negatif tapi pemeriksaan kedua perlu diulang kemarin sehingga hasil masih kita tunggu," ujar Agus Suryanto dalam siaran persnya, Jumat (17/4/2020).

Perawat yang meninggal itu merupakan PDP Corona yang masih menunggu hasil lab. Sementara itu, korban pertama yang meninggal merupakan perawat yang jenazahnya sempat ditolak warga saat akan dimakamkan di Kabupaten Semarang.

Perawat kedua yang meninggal ini diketahui bukan perawat yang menangani pasien virus Corona (COVID-19). Namun, dia diketahui sempat mengeluh gejala COVID-19 dan sempat melakukan isolasi mandiri.

"Dia (bertugas) di Ruang Rajawali, tapi nakes (tenaga kesehatan) di sana banyak yang kena Corona. Masih di-tracing," ujar Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Edy Wuryanto.

"Dia (perawat yang meninggal) statusnya PDP. Awalnya mengeluh seperti gejala COVID-19. Pulang isolasi mandiri di rumah ternyata kondisi kurang baik kemudian isolasi di RSUP Kariadi, masuk ICU dan meninggal sekitar 10.55 WIB tadi," lanjutnya.

Pemakaman perawat itu juga sudah dilakukan kemarin sore di Banyumanik, Semarang. Pemakaman menggunakan prosedur COVID-19 dan tidak ada penolakan dari masyarakat.

Sementara itu, tercatat ada 57 tenaga kesehatan RSUP dr Kariadi yang terpapar Corona. Beberapa di antaranya juga sudah dinyatakan sembuh.

"ODP (orang dalam pemantauan) yang datang ke poli khusus COVID-19 mencapai 896 orang dan PDP (pasien dalam pengawasan) 313 orang. Positif 112 orang, di antaranya 57 itu dari pegawai RSUP dr Kariadi," kata Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Agus Suryanto, dalam siaran persnya, Jumat (17/4).

Dari 57 orang yang positif Corona itu, sembilan di antaranya dinyatakan sembuh. Kemudian hasil swab terakhir tanggal 14 April 2020 menyebutkan tenaga medis RSUP dr Kariadi yang positif Corona masih 34 orang.

"Hasil pemeriksaan tanggal 14 April, tenaga pegawai RS Kariadi (yang positif Corona) adalah 34. Setelah ditelusur, ada 2 nama, ada keluarganya pasien yang ikut satu rangkaian, yang benar 34 pegawai positif," ujarnya.

Ke-34 tenaga medis positif virus Corona yang masih dirawat itu terdiri dari enam dokter spesialis, 24 peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang 15 di antaranya spesialis bedah, empat dokter bedah saraf hingga lima orang obstetri.

Kemudian ada dua pegawai fisioterapi, satu tenaga perawat, dan satu tenaga administrasi yang juga dinyatakan positif Corona. Agus menyebut terpaparnya tenaga medis di rumah sakitnya terdiri dari klaster dokter bedah, klaster obstetri, kemudian orang tua pasien yang ternyata positif Corona.

Klaster bedah ini yakni ketika pasien ditangani tapi setelah operasi baru diketahui gejala virus Corona. Kemudian klaster obstetri yakni penanganan pasien melahirkan positif Corona.

"Pasien bedah saraf anak yang kebetulan pulang paksa yang ternyata orang tuanya secara pemeriksaan di tempat lain di daerah terjangkit itu positif, jadi identifikasi terlambat," kata Agus.

Dia juga tidak menutup kemungkinan penularan virus Corona terjadi saat pelepasan alat pelindung diri (APD) pascaoperasi. Kemudian ada riwayat perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19.

"Kemungkinan, yang terjadi, pada saat pelepasan APD pascaoperasi. Itu yang perlu ditingkatkan. Beberapa dokter yang positif itu tidak terfokus, tidak spesifik, bermacam-macam," ucapnya.

"Ada yang riwayat perjalanan ke daerah terjangkit, ada dari spesialis, praktik di luar RSUP dr Kariadi, dan rawat pasien COVID-19. Beberapa dokter berteman dengan yang tadi, dokter residen bedah dan lainnya. Kami sedang lakukan pemetaan, kemungkinan-kemungkinan terjadi penyebaran ini," sambung Agus.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita