Oleh: Hendra J. Kede
SABTU pagi (25/4) penulis mendapat kehormatan dapat berbicara langsung melalui telekonferensi dengan Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19, Bapak Letjen Doni Munardo.
Beliau banyak menyampaikan bagaimana penanganan yang sudah dan akan dilakukan Gugus Tugas menghadapi serangan Virus Corona. Sangat terbuka sekali.
Penulis berbicara mengenai sisi pengintegrasian pengelolaan data dan informasi Covid-19 dari sisi rezim Keterbukaan Informasi Publik.
Banyak sekali titik temu pemikiran dalam diskusi selama satu jam lebih tersebut.
Setelah telekonferensi, penulis memiliki keyakinan, penanganan Covid-19 ada pada tangan yang tepat.
Kebetulan pula kampung asal penulis dan Pak Doni Munardo di Tanah Datar, Sumatera Barat sana berdekatan. Itulah mungkin kenapa walaupun baru pertama kali bersua, itupun melalui telekonferens, suasana akrab penulis rasakan sekali.
Salah satu materi diskusi yang penulis catat adalah penjelasan Pak Doni Munardo tentang beberapa kebijakan dan arahan Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo berulang kali menyampaikan salah satu obat mujarab Virus Corona: gotong royong dan disiplin.
Orang-orang tua di Minangkabau menyebutnya: Berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Syarat gotong royong: rasa kebersamaan.
Rasa kebersamaan apa? Rasa kebersamaan sebagai sesama anak bangsa.
Tanpa itu, sangat berat menghadapi serangan Virus Corona yang berlevel pandemi dan belum ada obatnya ini.
Dan sarana paling apuh penyebar Virus Corona tanpa terkendali adalah lawannya gotong royong: individualistis.
Gotong royong menjadi sangat penting menilik dampak serangan Virus Corona yang menyentuh semua orang dan semua sektor tanpa kecuali.
Virus Corona tidak hanya menyerang orang per orang, tidak pula hanya menyerang sekelompok orang, tidak juga hanya menyerang kesehatan fisik manusia semata.
Virus Corona menyerang seluruh orang. Ada yang terserang kesehatannya. Ada yang terserang bisnisnya. Ada yang terserang hubungan sosialnya. Dan lain sebagainya.
Akibat serangan Virus Corona ekonomi semua level babak belur, kehidupan sosial goyang, stabilitas politik terancam, budaya kehidupan berubah, keamanan mengkhawatirkan, dan boleh jadi pertahananpun sangat riskan terserang.
Menghadapi serangan Virus Corona pada semua lini sektor kehidupan ini jangan sampai salah dalam menyikapinya
Jangan salah, berusaha menumpuk sembako bukanlah solusi, berusaha membantu petani mudah bercocok tanam barulah jalan keluar.
Jangan salah, berusaha menumpuk vitamin dan obat-obatan bukanlah solusi, berusaha agar dokter dan tenaga medis tidak kelelahan dan tidal terinfeksi Virus Corona barulah solusi cerdas.
Jangan salah, mengurung diri sebagian orang bukanlah solusi, menerima semua kemungkinan pengendalian penularan Virus Corona barulah pilihan bijaksana.
Itulah alasan kenapa Presiden amat sangat menekankan pentingnya pengetahuan dan kesadaran seluruh anak bangsa mengenai dampak serangan Virus Corona.
Pengetahuan dan kesadaran bahwa yang terancam oleh Pandemik Corona sesungguhnya adalah seluruh sendi-sendi sektor kehidupan rakyat Indonesia, bukan sektor kesehatan semata.
Pengetahuan dan kesadaran bahwa yang terancam oleh Pandemik Corona sesungguhnya adalah seluruh sendi-sendi kehidupan kita sebagai bangsa dan negara.
Karena itu, tidak ada obat mujarab untuk menahan laju serangan Virus Corona pada semua sektor kehidupan ini kecuali bergeloranya semangat juang dalam dada setiap anak bangsa.
Semangat juang untuk bersama-sama bergandengan tangan memenangkan peperangan melawan serangan Virus Corona.
Semangat juang untuk bersama-sama bergandengan tangan meminimalisir dampak serangan Virus Corona pada seluruh sektor kehidupan.
Melalui apa? Melalui disiplin yang tinggi.
Melalui apa? Melalui semboyan berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Melalui apa? Melalui semangat gotong royong.
Gotong royong dan disiplin menahan dan mengendalikan laju penyebaran Virus Corona melalui segala sarana yang memungkinkan.
Gotong royong dan disiplin menahan dan mengendalikan seluruh dampak negatif dari serangan Virus Corona pada semua sektor kehidupan.
Pada wilayah praktis dan sederhana ...
Gotong royong dan disiplin menahan laju penularan dengan memakai masker
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan rajin mencuci tangan.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan menjaga jarak.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan tinggal di rumah.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan tidak mudik lebaran bagi yang sedang berada di perantauan.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan saling berbagi masker dan makanan.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan tidak berkerumun tanpa mengindahkan jaga jarak.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan bekerja dari rumah.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan belajar di rumah.
Gotong royong dan disiplin menahan laju penyebaran dengan beribadah di rumah.
Bergotong royong dan disiplin agar beban dampak serangan Virus Corona dapat dikendalikan bersama.
Bergotong royong dan berdisiplin membantu beban dapur anggota masyarakat dalam satu lingkungan yang terpaksa harus dikarantina mandiri.
Bergotong royong dan berdisiplin membantu beban dapur tetangga dan handai taulan yang kena PHK akibat adanya Corona.
Okelah Pak Doni, semoga sukses melindungi rakyat Indonesia dari serangan Virus Corona....
Oh ya.... Panglima perang melawan Virus Corona dengan seragam Letnan Jenderal nampaknya lebih cocok dan mantaaapppp deh.....
Sebagai penutup dari penulis untuk kita semua....
Jangan salah tangkap ya, terutama anak milenial sebagai penjaga moral bangsa dan pemimpin bangsa di masa depan...
Bunyi pesan Presiden yang disampaikan Pak Doni Munardo: Disiplin Gotong Royong.
Bukan Gotong Borong...... apalagi Gotong Boyong.... (*)