GELORA.CO - Ekonom senior Dr. Rizal Ramli kembali mengingatkan bahaya mencetak uang kalau pemerintah tidak kredibel dan tidak melakukan KKN.
Jelas RR sapaan akrab Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini, kampanye quantitative easing sama dengan money printing.
"Banyak kampanye agar dilakukan 'quantitative easing' (QE). Istilah mah keren, nyontek dari US. QE itu mah 'money printing' (cetak uang)," kata dia di akun Twitter @RamliRizal, Selasa (28/4).
Jelas RR, sebenarnya opsi money printing untuk menyelamatkan ekonomi nasional di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19) tidak keliru.
Tetapi, lanjut dia, menjadi berbahaya jika pemerintah yang menjalankan opsi tersebut tidak kredibel.
"Amerika, EC & Jepang kuat, bisa 'macro-pumping'. Kalau RI bakal jadi sumber bancakan baru ala BLBI (recovery hanya 25 persen). Siapa yang tanggung jawab?" tukas RR, sosok pejuang tulen ekonomi kerakyatan itu. []
Banyak kampanye agar dilakukan ‘Quntitave Easing’ (QE). Istilah mah keren, nyontek dari US. QE itu mah ‘money printing’ (Cetak Uang).— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) April 28, 2020
Amerika, EC &Jepang kuat, bisa ‘macro-pumping’. Kalau RI bakal jadi sumber bancakan baru ala BLBI (Recovery hanya 25%). Siapa yg tanggung-jawab?