GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin yang dengan cepat merespon dalam menangani wabah Covid-19. Meski begitu tidak sedikit juga yang masih melakukan perundungan terhadap Anies.
"Semua cara Anies yang bertujuan untuk melindungi warga Jakarta itu memang dapat membuat orang-orang yang paham sistem pemerintahan, cemburu," demikian yang disampaikan pengamat kebijakan publik Amir Hamzah, Selasa (14/4).
Menurut Amir, langkah yang dilakukan Anies dalam menangani wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membuktikan mantan Mendikbud itu mampu mengaktualisasikan amanat konstitusi yang sarat nilai-nilai theosentrik. Sehingga ketika ada orang yang membullynya, Anies tetap memberinya pelayanan dengan baik.
Dalam paradigma theosentrik, jelas Amir, menyelamatkan seorang manusia sama artinya dengan menyelamatkan kemanusiaan pada umumnya.
Di sisi lain, apa yang dilakukan Anies terhadap pihak yang melakukan perundungan kepadanya memberi pelajaran bahwa merespons kejahatan dengan kebaikan akan membuat silang sengketa berubah menjadi kasih sayang.
"Jadi, kalau kita tarik benang merahnya, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan Anies sejak Jumat lalu (10/4) sebenarnya juga untuk membangun kasih sayang dengan cara menyelamatkan warga Jakarta. Ini bisa ditiru oleh provinsi lain," papar Amir.
"Jika saling kasih sayang menyebar ke seantero negeri, maka akan menjadi bahan bakar untuk terciptanya integrasi nasional, solidaritas nasional dan solidaritas sosial," sambungnya.
Terakhir, Amir pun meminta kepada para pem-bully Anies yang notabene merupakan orang-orang dari kubu lawan politik Anies, untuk bersikap fair dan cerdas dalam menilai semua kebijakan Anies dalam menangani wabah Covid-19, termasuk penerapan PSBB.
"Jangan pandang penerapan PSBB sebagai tindakan politis, karena yang dilakukan Anies merupakan konsekuensi dari amanat konstitusi untuk melindungi warga Jakarta," pungkas Amir. [rm]