GELORA.CO - Para dosen Institut Pertanian Bogor dikabarkan menjalani perawatan intensif di ICU salah satu rumah sakit setelah positif corona. Dosen tersebut yakni Memen Surahman, Yusram, dan Asep Setiawan.
Meski IPB mengumumkan resmi satu di antarannya meninggal dunia, namun tidak dijelaskan kondisi para dosen ini.
"IPB sedang berduka.... Bbrp dosen IPB saat ini sdg dirawat intensif di ICU RS (positif covid 19). pak Memen Surahman pak Asep Setiawan pak Yusram Mohon doa semoga beliau2 diangkat semua penyakitnya dan sembuh sehat kembali, Aamiin Ya Robbal'alamiin," begitu bunyi pesan yang beredar.
IPB membenarkan Pakar Teknologi Benih IPB, Asep Setiawan, yang merupakan dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, meninggal hari ini pukul 02.08 WIB dini hari di Rumah Sakit Azra Bogor.
Warga IPB merasakan duka yang sangat mendalam atas meninggalnya dosen tersebut.
"IPB University sangat kehilangan salah satu putra terbaiknya. Almarhum telah melahirkan karya-karya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga ini menjadi amal soleh. Semoga beliau husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah," kata Rektor IPB University, Prof Arif Satria.
Asep Setiawan dilahirkan di Malang, Jawa Timur, 16 September 1962. Ia lulus sebagai sarjana di bidang Teknologi Benih, Fakultas Pertanian IPB University tahun 1986, lulus Magister Agronomi IPB University pada tahun 1993. Tahun 1999 lulus dengan menyandang gelar Ph.D. (Doktor) di bidang Ilmu Tanaman dan Pemuliaan Tanaman, University of Kiel, Jerman.
Selama perjalanan karirnya, ia telah membimbing 92 mahasiswa baik program sarjana, magister maupun doktor, serta banyak berkiprah dalam berbagai penelitian yang terkait teknologi benih, pemuliaan dan bioteknologi tanaman. Asep sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University.
Asep juga aktif berkiprah di berbagai organisasi profesi di antaranya Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Perhimpunan Pemuliaan Indonesia (PERIPI), American Society of Horticultura (ASHS) dan International Society of Horticultura (ISHS).
Kabar pada dosen positif ini tidak dijelaskan secara rinci oleh, Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB, Yatri Indah Kusumastuti. Namun demikian, Indah membantah jika dosen yang meninggal dunia ini akibat corona, melainkan hanya sempat menjalani tes swab corona dan hasil yang masih menunggu. Indah pun menyampaikan keterangan dari rektorat IPB University.
"Mohon maaf, IPB sebagai institusi tidak punya wewenang untuk mengumumkan atau menjelaskan hal tersebut," katanya saat dikonfirmasi VIVAnews.
Berkaitan dengan hal tersebut, kata Indah, Crisis Center Covid-19 IPB sudah merespons dengan melakukan tracking dan memantau perkembangan kesehatan pihak-pihak (dosen) yang terkait. Hanya saja, Indah menegaskan, berdasarkan rilis dari Komisi Informasi Pusat (KIP), pemberian informasi tentang pasien dapat diberikan secara terbatas oleh dan kepada pihak yang berwenang hanya untuk kepentingan tracking contact (butir d).
"Menjadi tidak tepat ketika kita menyebarkan informasi pasien yang tidak dibenarkan oleh UU. Kondisi pasien bisa disampaikan oleh pasien sendiri atau oleh keluarga pasien yang memiliki kewenangan," kata Indah.(*)