Omnibus Law Udah Enggak Ada Gunanya, Mustahil Investasi Masuk Kalau Masih Ada Wabah

Omnibus Law Udah Enggak Ada Gunanya, Mustahil Investasi Masuk Kalau Masih Ada Wabah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kritik merupakan bunga-bunga di negara demokrasi. Baik itu bunga bangkai yang bau atau mawar berduri yang menyakit. Sekalipun ada juga bunga melati yang wangi dan anggrek yang indah.

“Rasanya beraneka ragam. Jadi nikmati saja kritik bagaikan mencium aroma bunga,” tutur Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono kepada redaksi, Jumat (10/4).

Berdasar mukadimah tersebut, Arief Poyuono lantas mengkritik kelemahan pemerintah dalam mempersiapkan diri menghadapi Covid-19.

Dia mengurai bahwa wabah ini berasal dari Wuhan, Hubei, China. Pada awal Februari 2020, China yang merupakan salah satu raksasa ekonomi dunia berani me-lockdown Hubei. Padahal provinsi tersebut adalah salah satu pusat ekonomi terbesar China.

“Masa iya sih Kangmas Jokowi enggak mikir kalau akan berdampak pada ekonomi Indonesia dan Covid-19 akan menyebar. Padahal Singapura dan Malaysia saat itu juga sibuk,” tegasnya.

Tidak hanya itu, pada periode akhir Januari hingga Februari 2020, masker Indonesia diborong oleh China, Singapura, dan Malaysia. Hal itu seolah menegaskan bahwa pemerintah tidak berpikir Covid-19 akan merangsek ke Indonesia.

Sekalipun Covid-19 sudah merebak di sejumlah negara pada awal Februari, Jokowi dan jajarannya tidak sigap memberi sosialisasi ke rakyat. Tidak ada juga persiapan untuk menghadapi situasi buruk yang akan terhadi pada perekonomian bangsa.

“Ketika dikritik pada ngambek lapor polisi. Tapi kerja pemerintahan serba dadakan, serba kagetan,” sindir Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu.

Akibatnya, pembangunan rumah sakit, pembelian masker dan upaya-upaya penyelamatan rakyat atas Covid-19 serba dadakan sehingga hasil kurang maksimal.

Begitu juga dengan upaya pemulihan ekonomi. Pembagian uang dan sembako kepada rakyat yang dirumahkan seperti tidak ada artinya lagi.

Termasuk juga upaya meroketkan ekonomi bangsa dengan mendatangkan investasi besar-besaran dari luar negeri. Strategi yang dibungkus dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja itu hanya akan sia-sia.

Saat ini, RUU Ciptaker terus dibahas DPR di tengah pandemik. Menurut Arief Poyouno, sekalipun nanti RUU itu lolos jadi UU, maka tetap saja ekonomi Indonesia tidak terdongkrak. Sebab mustahil bagi investor masuk ke Indonesia di tengah wabah yang belum berakhir.

“Dengan adanya dampak Covid-19, yang namanya Omnibus Law udah enggak ada gunanya. Tidak akan ada investasi luar negeri yang masuk ke Indonesia. Negara lain itu juga mati-matian meminta pengusaha dan perusahaannya nyelametin negaranya masing-masing,” tutupnya.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita