Niat Promosikan Acara Stafsus Putri Tanjung, Telkomsel Malah Banjir Komplain

Niat Promosikan Acara Stafsus Putri Tanjung, Telkomsel Malah Banjir Komplain

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Salah satu staf khusus milenial Presiden Joko Widodo, Putri Tanjung, menggalang kampanye untuk mengajak masyarakat berdonasi menangani dampak merebaknya virus corona. Kampanye bertajuk 'Ngobrol Sesudah Sore' itu telah ia mulai sejak akhir Maret 2020 lalu.  

Acara berkonsep talk show dengan mengundang konten kreator hingga tokoh publik itu disiarkan tiap pekannya di instagram pribadi Putri Tanjung.  

Memasuki episode kelima, Telkomsel selaku salah satu sponsor turut mempromosikan acara tersebut lewat akun Instagram resminya. Sebab rencananya, perusahaan operator telekomunikasi seluler di bawah bendera BUMN itu bakal berdonasi Rp 200 juta.  

Sayangnya, poster yang didesain sedemikian rupa, lengkap dengan potret Putri Tanjung serta Deddy Corbuzier selaku tamu, tak mendapat perhatian lebih dari warganet. Postingan dengan keterangan cukup panjang itu malah dibanjiri komplain pengguna terhadap Telkomsel.  

"Kak tolonglah dibaca DM saya, udah 2 hari loh. Reply saya juga dihapus terus," tulis akun Ray Sanjaya.  

"Makin busuk aja sinyalnya, padahal dari zaman SMA udah pakai Telkomsel, sekarang udah parah lemotnya," timpal akun Wildan Rizki.  

Cukup banyak yang memberikan komentar senada atau sekadar meminta agar admin mengecek pesan yang mereka kirimkan. Sementara tanggapan mengenai acara yang digagas CEO Creativepreneur Creator itu, nyaris tidak ada.  

Sebelum putri dari pengusaha Chairul Tanjung itu menginisiasi program tersebut, beberapa rekannya sesama stafsus milenial justru tengah disorot publik. Mereka dinilai belum tampak cukup berkontribusi dalam penanganan COVID-19.  

Sorotan itu semakin kuat setelah Andi Taufan dan Belva Delvara turut menuai masalah. Andi mendapat kritikan setelah kedapatan menyurati camat se-Indonesia untuk meminta kerja sama dengan perusahaan yang dipimpinnya, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), terkait program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.  

Sedangkan Belva, atas keikutsertaan Ruangguru yang ia pimpin, dalam program pelatihan Kartu Prakerja. Dua masalah ini membuat mereka dianggap memiliki konflik kepentingan atas jabatan dan bisnisnya.  

Kini, keduanya telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai staf presiden. Belva mundur lebih dulu pada Selasa (21/4), disusul Andi tiga hari setelahnya, Jumat (24/4). []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita