Luhut Tanggapi Isu Serbuan TKA China saat Corona: Ini Pembodohan, Tunjukkan Ayo Dimana?

Luhut Tanggapi Isu Serbuan TKA China saat Corona: Ini Pembodohan, Tunjukkan Ayo Dimana?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Di tengah pandemi corona, muncul persoalan tenaga kerja asing (TKA) asal China. Pada pertengahan Maret lalu, masyarakat dihebohkan oleh masuknya 49 TKA China ke Kendari. Kemudian yang terbaru, masuknya TKA China ke lingkungan perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan memicu konflik dengan pekerja lokal pada Senin (13/4). 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, angkat bicara mengenai isu serbuan TKA China. Menurut Luhut, Indonesia bukan negara yang mudah dimasuki secara ilegal. Para pekerja China yang masuk, kata dia, pasti sudah melalui prosedur yang resmi alias legal. 

Luhut menyebut, isu serbuan TKA China dihembus-hembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dia menegaskan bahwa itu semua berita bohong alias hoaks, pembodohan untuk masyarakat. 

"Mengenai pekerja China, saya garis bawahi lagi, orang datang ke Indonesia enggak bisa menyelundup begitu saja. Pasti melalui prosedur. Kami pasti tahu, kan dia mesti minta visa ke kedutaan kita. Saya lihat di medsos, dibilang ada kapal bawa buruh dari China. Padahal orang-orangnya saja tidak kelihatan. Ini kan pembodohan. Orang itu memberitakan berita bohong," ujar Luhut dalam video conference, Selasa (14/4).

Ia juga kembali menyampaikan pembelaannya pada 49 TKA China di Kendari yang disebut-sebut masuk secara ilegal di tengah wabah corona. "Yang 49 (TKA China) yang kemarin kita ribut itu pun enggak ada yang salah prosedurnya. Enggak ada yang salah sama sekali," tegasnya. 

Luhut pun menantang pihak-pihak yang menuding TKA China masuk secara ilegal untuk membuktikannya. Ia mengaku sudah pernah mengecek langsung ke lapangan dan nyatanya TKA China jumlahnya jauh di bawah pekerja lokal. 

"Saya berkali-kali bilang, tunjukkan ayo di mana. Enggak ada yang berani jelasin. Dibilang di Morowali China semua, saya beberapa kali kirim orang, jumlah pegawai China cuma 3.000 dari 45.000 pegawai di sana," ucapnya.

Lulusan AKABRI angkatan 1970 ini mengaku sedih karena berita-berita bohong yang meresahkan masyarakat banyak beredar ketika semua pihak sedang sibuk berjuang menangani pandemi COVID-19. 

"Jadi saya sedih ada penyebaran berita-berita bohong begitu. Di mana keimanannya? Apakah semua orang China itu berengsek? Ya enggak juga lah, orang kita juga ada yang berengsek. Semua ada yang berengsek," tegas Luhut. 

Sebelumnya diberitakan, Staf Khusus Kementerian Tenaga Kerja, Dita Indah Sari, mengungkapkan bahwa 49 TKA China yang masuk ke Kendari pada pertengahan Maret lalu tidak memiliki izin kerja dari Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kemnaker alias ilegal.   

"Mereka hanya mengantongi visa kunjungan. Keberadaan warga negara asing di lokasi kerja, tanpa visa kerja, jelas menyalahi aturan. Oleh karena itu malam ini mereka semua diperintahkan meninggalkan lokasi perusahaan," tulis Dita di akun twitter pribadinya @Dita_Sari_ dikutip pada Rabu (18/3).  

Menurutnya, setelah meninggalkan lokasi perusahaan, mereka harus dikarantina dengan benar. Tak hanya itu, dia menambahkan, perusahaan yang mempekerjakan mereka akan disidik dengan ancaman pidana sesuai bunyi di UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 42 dan 43.   

Sedangkan terkait pemulangan 49 tenaga kerja asing ilegal ke negara asalnya di China, Ia mengatakan, tindakan deportasi merupakan wewenang imigrasi.  []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita