Kumandang Azan Akan Disiarkan di Minneapolis AS Selama Ramadhan

Kumandang Azan Akan Disiarkan di Minneapolis AS Selama Ramadhan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Memasuki awal Ramadhan, kumandang Azan akan disiarkan lima kali sehari di lingkungan Cedar-Riverside Minneapolis, Amerika Serikat. Ini merupakan pertama kalinya kumandang azan akan terus disiarkan selama Ramadhan, hingga akhir libur keagamaan di bulan Mei, di wilayah ini.

Menurut pantauan laman m.startribun.com, di lingkungan Cedar Riverside, ada beberapa masjid yang melayani komunitas Muslim termasuk yang dari Somalia, yang datang ke negara ini untuk menghindari kekerasan di tanah air mereka.

Kebijakan ini telah disetujui oleh Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, yang bekerja sama dengan Dewan Hubungan Amerika-Islam Minnesota (CAIR)  dan Masjid Dar Al-Hijrah.

“Pada saat jarak fisik mengharuskan kita salat terpisah, adalah kewajiban para pemimpin untuk menciptakan rasa kebersamaan di mana kita bisa,” kata Frey dalam rilis berita. “Azan memberikan solidaritas dan kenyamanan, yang keduanya sangat penting selama masa krisis.”

Lingkungan Cedar-Riverside adalah rumah bagi salah satu populasi Muslim Amerika terbesar di Minnesota. Mayoritas umat Muslim disini berasal dari negara-negara Afrika timur seperti Somalia dan Ethiopia.

Imam Sharif Mohamed dari Masjid Dar Al-Hijrah di lingkungan itu mengatakan bahwa siaran azan itu adalah cara untuk mengingatkan umat beriman bahwa mereka tidak sendirian, bahkan ketika mereka telah menghabiskan waktu berminggu-minggu di dalam rumah mereka.

“Ini adalah koneksi ulang, penenangan, untuk memberi jaminan kepada orang-orang bahwa kita bersama Anda,” kata Mohamed. “Pesan itulah yang kami coba sampaikan.”

Penyiaran ibadah salat di kota AS tidaklah lazim, kata Jaylani Hussein, direktur CAIR-Minnesota. Namun, Minneapolis sedikit berbeda, karena doa-doa akan disiarkan di jantung daerah metropolitan besar.  “Ini adalah kesempatan unik, Ini adalah pengingat bagi semua orang bahwa kita semua berada dalam pandemi ini bersama.” kata Hussein.

Siaran adalah masalah kebebasan beragama, katanya. Ditambah lagi mereka adalah pertunjukan dukungan publik kepada komunitas Muslim, khususnya bagi orang tua dan orang sakit yang akan dihibur oleh siaran.

“Seperti halnya kita secara historis mengijinkan gereja memanggil umatnya menggunakan lonceng, ini merupakan kelanjutan dari kebebasan yang sama dengan yang dimiliki oleh agama lain,” kata Hussein.

CAIR menyediakan dana untuk peralatan audio yang akan digunakan untuk siaran dari masjid. Siaran akan dimulai saat matahari terbit dan berakhir saat matahari terbenam. Mereka akan berjalan sampai malam 23 Mei, akhir Ramadhan. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita