GELORA.CO - Pakar ekonomi muda, Bhima Yudhistira, enggan mengomentari pernyataan pihak Istana yang mempertanyakan soal kompetensinya dengan menantang Staf Khusus (Stafsus) Presiden, Adamas Belva Syah Devara, untuk debat terbuka.
Menurut Bhima, pertanyaan yang disampaikan rekan Belva Devara yang juga Stafsus Presiden, Dini Shanti, tidak perlu dijawab.
"Saya kira pertanyaan terkait kompetensi tidak perlu dijawab. Beberapa menteri di kabinet Pak Jokowi baik periode pertama dan kedua sering berdiskusi dengan saya di berbagai kanal media khususnya live di TV. Tapi mereka santai-santai saja, dan mau mendengarkan. Jadi ada kedewasaan dalam berbeda pendapat. Saya hargai para menteri itu," ucap Bhima Yudhistira, Senin (20/4).
Sehingga, kata Bhima, jika pihak Istana ingin mengetahui kompetensinya, disarankan untuk bertanya kepada menterinya Jokowi yang sudah pernah berdiskusi dengan Bhima dirinya.
"Mungkin pihak istana bisa bertanya kepada para menteri soal kompetensi saya," kata Bhima.
Bhima pun menganggap soal tantangannya kepada Stafsus Presiden tersebut seharusnya tidak perlu dibuat rumit.
"Nah sekarang soal tantangan kepada Stafsus Milenial harusnya juga ditanggapi. Kenapa jadi dibuat rumit? Ini pun saya tawarkan debat secara online yang bisa dilakukan di masing masing tempat. Sama sekali tidak sulit. Milenial biasa debat lewat Google Meet atau Zoom dan aplikasi sejenisnya untuk berbagi gagasan," tandas Bhima. [rm]