GELORA.CO - Seorang pasien Corona membagikan cerita saat ia pertama kali terinfeksi. Ia mengaku merasakan gejala aneh yang selama ini tak diidentifikasi sebagai gejala virus Corona COVID-19.
Dominic Minghella, pasien di Inggris yang positif Corona pada 8 Maret lalu awalnya hanya merasa kelelahan dan sesekali timbul demam. Namun ia seringkali merasa seperti sedang merasakan 'rasa logam yang mengerikan' di dalam mulutnya, mulutnya terasa seperti sangat kotor.
Meskipun hal tersebut tidak masalah baginya karena ia pun tak nafsu makan. Dalam blognya ia menceritakan pada lima hari sebelumnya ia tak mengalami batuk atau demam.
"Setelah seminggu baru saya mulai demam, suhu badan saya 38 derajat celcius. Saya menelan parasetamol tepat pada jarak enam jam (setelahnya)," ungkapnya dikutip dari Daily Star, Minggu (19/4/2020).
"Aku juga merasa ada logam yang mengerikan di mulutku. Lagi pula aku tidak mau makan. Minum juga hanya karena aku tahu aku harus makan. Sangat lemah, hampir tidak bisa memegang gelas, tetapi masih tidak batuk," lanjutnya pada tulisan blog tersebut.
Rasa logam aneh tersebut cukup mengganggu indera perasanya, meski tak mengganggu indera penciuman. Karena tak memiliki gejala batuk ia pun sempat mengira kalau dirinya tak terinfeksi virus Corona COVID-19. Sampai akhirnya ia pergi ke rumah sakit dan dinyatakan positif Corona.
"Tidak ada batuk, jika saya tidak batuk, pikiran bawah sadar saya beralasan saya tidak memiliki COVID-19," kata Minghella.
Bahkan Minghella yang juga Produser di sebuah program stasiun TV di sana sempat menulis surat perpisahan kepada anak-anaknya ketika berada di rumah sakit saat merenungkan kematian. Namun untungnya Minghella bisa mengatasi virus Corona Covid-19 dan masih menulis blog mingguan tentang virus Corona dan peristiwa yang sedang berlangsung di sekitarnya.
Sementara itu, Persatuan Dermatologis Nasional Perancis, Venereologis (SNDV) pun mengatakan gejala yang baru diidentifikasi termasuk gejala gatal-gatal, kulit merah yang menyakitkan, dan kondisi yang mirip dengan radang dingin.
"Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi ini dapat dikaitkan dengan virus Corona COVID-19. Kami memperingatkan masyarakat dan profesi medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menular secepat mungkin," kata seorang juru bicara SNDV.(dtk)