Keras! Demokrat Tuding Jokowi Penyebab Ekonomi Anjlok, Cetak Rekor Utang Tertinggi

Keras! Demokrat Tuding Jokowi Penyebab Ekonomi Anjlok, Cetak Rekor Utang Tertinggi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Partai Demokrat semakin genjar melayangkan kritik kepada pemerintah Joko Widodo.

Sejumlah kebijakan pemerintah Jokowi pun dikuliti, seperti kebijakan penanganan virus Corona atau Covid-19 dan penerbitan surat utang dengan tenor 50 tahun.

Wasekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengkritik Jokowi yang pernah menjadi sosok anti-utang, tapi sekarang malah menumpuk utang.

“Tidak ada yang bilang negara tak boleh berutang. Yang berjanji tak bakal berutang kalau menang, nyatanya bikin utang jauh lebih banyak, ada!,” sindir Rachland.

Ia mengunggah video lawas Jokowi saat diwawancarai wartawan terkait rencana menerbitkan obligasi atau surat utang. Saat itu, Jokowi menolak berutang.

“Wong duitnya aja banyak, ngapain harus ngutang-ngutang? Saya gak tahu obligasi untuk apa gak ngerti, saya belum ngerti itu. Tapi silpa (sisa lebih pengguna anggaran) kita aja Rp6 triliun. Ini nanti bisa kejadian lagi tahun ini, (silpa) 6-7 triliun. Nah kenapa harus pakai obligasi obligasian,” kata Jokowi dalam video tersebut.



Rachland menyebut Jokowi telah membuat pertumbuhan ekonomi anjlok dan mencetak utang tertinggi.

“Pak Jokowi versi anti-utang ini dulu Anda pilih sebagai Presiden. Setelah terpilih, ia justru mencetak rekor presiden dengan utang tertinggi. Dan orang di belakang anjloknya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia kini memerangi pandemi dengan anggaran yang lebih berat pada ekonomi,” tandas Rachland.

Seperti diketahui, utang luar negeri Indonesia per akhir Januari 2020 membengkak menjadi US$410,8 miliar. Jika dirupiahkan, utang tersebut tembus Rp6.115,6 triliun (Kurs Rp14.887 per dolar AS).

Utang tersebut tumbuh 7,5 persen jika dibandingkan dengan Desember 2019. Utang tersebut tumbuh melambat jika dibandingkan dengan November 2019 yang naik 7,7 persen.

Data Bank Indonesia, utang tersebut dihimpun oleh sektor swasta, termasuk BUMN sebesar US$203 miliar. Selain itu, utang juga berasal dari pemerintah dan bank sentral sebesar US$207,8 miliar.

Utang Indonesia dipastikan akan terus melonjak. Sebab, pemerintah baru saja menerbitkan obligasi global atau surat utang global dengan nilai US$ 4,3 miliar atau Rp 68,8 triliun (kurs Rp 16.000) dengan tenor 50 tahun.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita