Kehidupan Ibu Dua Anak Ini Berbalik 180 Derajat, Dia Korban Dari Teori Konspirasi Virus Corona

Kehidupan Ibu Dua Anak Ini Berbalik 180 Derajat, Dia Korban Dari Teori Konspirasi Virus Corona

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Seorang tentara cadangan Amerika Serikat telah menjadi target para ahli teori konspirasi yang dengan salah telah menduganya sebagai pembawa virus Corona ke China.

Kehidupan Maatje Benassi, ibu dua anak, berubah 180 derajat ketika dia dituduh dengan hoaks itu. Kabar itu disebar di YouTube setiap hari, bahkan sampai ke media Partai Komunis China.

Meskipun tidak pernah dites positif terkena virus corona atau mengalami gejala, Benassi dan suaminya sekarang menjadi subyek diskusi di media sosial China tentang wabah tersebut, termasuk di antara akun yang dikenal sebagai pendorong kegiatan terkoordinasi skala besar oleh pengikut mereka, seperti dikutip dari CNN (28/4).

"Ini seperti bangun dari mimpi buruk yang menjadi mimpi buruk hari demi hari," kata Maatje Benassi.

Keluarga Maatje kini mengalami dampak nyata hoaks dan para pengikut teori konspirasi yang disebar di media sosial.

Maajte adalah karyawan sipil di Fort Belvoir Angkatan Darat AS di Virginia, ia bekerja sebagai petugas keamanan. Suaminya, Matt, pensiunan perwira Angkatan Udara di Pentagon.

"Saya ingin semua orang berhenti melecehkan saya, karena ini adalah penindasan dunia maya kepada saya dan itu sudah tidak terkendali," kata Maajte sambil menahan air mata.

Matt telah mencoba menghubungi You Tube agar video-video hoaks tentang mereka dihapus.

Teori konspirasi virus corona muncul pada minggu-minggu awal wabah. Teori konspirasi mulai mengklaim tanpa bukti bahwa virus adalah senjata biologis AS.

Belakangan, salah satu pejabat pemerintah China secara terbuka mempromosikan gagasan bahwa militer AS membawa virus ke China.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan tudingan itu "benar-benar konyol dan tidak bertanggung jawab" bagi seseorang yang berbicara atas nama pemerintah China untuk mempromosikan klaim semacam itu.

Beberapa bulan setelah kasus virus corona pertama yang dilaporkan di China, para ahli teori konspirasi mengalihkan fokus mereka ke Maatje Benassi. Teori tak berdasar dimulai dengan partisipasinya pada Military World Games 2019, semacam Olimpiade militer yang digelar pada Oktober dan diselenggarakan di Wuhan, kota China tempat wabah virus Corona dimulai tahun lalu.

Maatje Benassi berkompetisi di kompetisi bersepeda di sana, menderita kecelakaan di lap terakhir yang membuatnya patah tulang rusuk dan gegar otak. Namun begitu, Benassi masih menyelesaikan lomba. Ketika ratusan atlet dari militer AS ikut serta dalam pertandingan, Maatje Benassi dikeluarkan dari grup dan diberi peran utama dalam teori konspirasi.

Orang yang paling vokal menyuarakan teori ini adalah George Webb, warga Amerika, 59 tahun. Webb bertahun-tahun menggemakan berbagai teori konspirasi di YouTube, di mana ia telah mengumpulkan lebih dari 27 juta penonton dan hampir 100.000 pengikut.

Webb bahkan mengklaim bahwa DJ Italia Benny Benassi terinfeksi virus Corona. Maatje dan Benny Benassi terjebak dalam plot Benassi yang terhubung dengan virus. Maatje dan Benny sendiri tidak memiliki hubungan darah atau kekerabatan. Benny mengatakan Benassi adalah nama terakhir yang sangat umum di Italia.

Webb tidak menawarkan bukti substantif untuk mendukung klaimnya tentang teori Benassi dan mengatakan ia menganggap dirinya sebagai "reporter investigasi," bukan ahli teori konspirasi.

Dia juga mengatakan bahwa YouTube baru-baru ini berhenti menjalankan iklan di videonya setelah dia mulai berbicara tentang virus corona, di mana dia biasanya menghasilkan beberapa ratus dolar sebulan dari YouTube.

Seorang juru bicara YouTube mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mempromosikan informasi akurat tentang virus corona. Perusahaan menghapus beberapa komentar yang mengancam tentang Benassis yang telah diunggah Webb.

Meski tuduhan terhadap dua Benassi tidak benar, mereka tetap khawatir akan ancaman.

Sangat sulit untuk membuatnya (Webb) bertanggung jawab," kata Matt, suami Maatje. "Penegakan hukum akan memberi tahu Anda bahwa tidak ada yang dapat kami lakukan tentang hal itu karena kami memiliki kebebasan berbicara di negara ini.

Di Cina, video YouTube yang menyerang Benassi diunggah ke media sosial populer Cina seperti WeChat, Weibo, dan Xigua Video dan diterjemahkan ke dalam bahasa Cina, menurut analisis oleh Keenan Chen, seorang peneliti di First Draft, sebuah organisasi non-profit yang meneliti disinformasi.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita