GELORA.CO - Fenomena penolakan warga terhadap pemakaman jenazah pasien virus Corona (COVID-19) terjadi di sejumlah daerah. Pemerintah pun menyayangkan hal itu.
"Apa sih yang dikhawatirkan? Takut jenazahnya bersih, jenazahnya batuk?," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto saat dihubungi, Rabu (1/4/2020).
Pria yang akrab disapa Yuri itu tak habis pikir dengan warga yang menolak pemakaman korban Corona. Termasuk juga ketakutan warga untuk mendekati rumah pasien COVID-19.
"Ini kan juga ketakutan yang sama mendekati rumah pasien nomor 1, 2, 3. Padahal orangnya di RS. Yang masih hidup orangnya bersin-bersin aja perawat nggak takut. Orang masih lewat depan RSPI kan," tuturnya.
Yuri menegaskan, jenazah pasien COVID-19 sudah ditangani sesuai dengan protokol kesehatan dan standar WHO. Dia pun menyayangkan warga justru takut dengan jenazah korban COVID-19 dibanding keluar rumah yang lebih rentan akan terpapar.
"Kalau lihat fenomena itu, coba dipikirkan dari sisi masyarakat. Apa sih yang ditakutkan. Satu sisi takut pada mayat, sisi lainnya nggak takut keluyuran kontak dekat (dengan penderita COVID-19). Ironis kan," kata Yuri.
Sebelumnya diberitakan, fenomena penolakan pemakaman jenazah korban Corona terjadi di sejumlah daerah. Di antaranya di Gowa, Makassar, Medan dan Depok.
Di Depok, warga menolak jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Corona yang hendak dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Islam Perigi, Bedahan, Sawangan, Depok. Kemudian di Medan, spanduk menolak jenazah pasien positif Corona sempat terpasang di daerah Medan Tuntungan.(dtk)