GELORA.CO - Sudah satu bulan lebih sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif virus corona pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020. Namun, hingga hari ini, Rabu (8/4), kasus positif corona di Indonesia hampir mencapai angka 3 ribu, tepatnya 2.956 kasus.
DKI Jakarta menjadi episentrum penyebaran COVID-19. Tercatat, ada 1.470 kasus positif di ibu kota. Nyaris setengah dari keseluruhan angka positif se-Indonesia.
Begitu pula dengan angka kematian. Tanggal 11 Maret menjadi hari pertama Indonesia mencatat kasus kematian pertama. Hari ini, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengumumkan terdapat penambahan kasus kematian sebanyak 19 orang. Sehingga, pasien meninggal akibat corona mencapai 240 orang.
Lalu, di manakah tingkat kematian tertinggi akibat virus corona di Indonesia? kumparan menghitung lewat rumus berikut:
- Menghimpun jumlah kasus positif, sembuh, dan meninggal per 8 April 2020, pukul 12.00 WIB yang disampaikan oleh Gugus Tugas COVID-19.
- Mem-filter daerah yang telah menyentuh angka 100 kasus ke atas. Daerah-daerah tersebut, diurut dari jumlah kasus terbanyak adalah Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
- Menghitung tingkat kematian dengan rumus: Jumlah kematian ter-update dibagi jumlah kasus positif corona di masing-masing daerah/provinsi. Lalu, dikonversi ke persentase.
Dari rumus tersebut, data menunjukkan bahwa Jawa Tengah memiliki tingkat kematian tertinggi dengan 15,71 persen. Didapat dari perhitungan 22 : 140 x 100 persen. Tingkat kematian tersebut, lebih tinggi dibandingkan skala nasional yang ada di 8,11 persen.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pemprov Jawa Tengah di corona.jatengprov.go.id, per 8 April 2020 pukul 17.48 WIB, terdapat 140 kasus positif. Namun, hanya 104 yang dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 17.963. Lalu, ada 448 pasien dalam pengawasan (PDP).
Angka ini bisa saja akan terus melonjak jika arus mudik ke Jawa Tengah terus berlanjut. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun terus mengingatkan warganya untuk tidak pulang kampung.
"Jika panjenengan (anda) nekat pulang, saya tegaskan sama saja Anda membahayakan anak, istri atau suami, serta mengancam seluruh hidup orang yang kamu sayangi, yang kita sayangi, termasuk orang tua panjenengan," tegas Ganjar di Semarang, Jumat (27/3).
Dari 22 Maret hingga 3 April 2020, Dinas Perhubungan Jawa Tengah mencatat pemudik yang menggunakan transportasi umum ke Jawa Tengah telah mencapai 320.435 orang. Angka ini bisa terus bertambah jika warga Jawa Tengah tidak mematuhi imbauan Ganjar untuk tidak pulang kampung. [um]