GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru saja mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan dunia tentang kondisi terkini China terkait pandemi Virus Corona atau COVID-19.
Trump menyatakan, China telah mengeluarkan data terbaru yang menyebutkan jumlah penderita corona yang meninggal di negara itu melampaui Amerika Serikat.
Bahkan kata Trump angkanya dua kali lipat dari jumlah resminya yang dilaporkan ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Cina baru saja mengumumkan dua kali lipat jumlah kematian mereka dari Musuh Yang Tak Terlihat. Jauh lebih tinggi dari itu dan jauh lebih tinggi dari AS, bahkan tidak dekat!," tulis Trump seperti dikutip VIVA.co.id di akun resminya, Sabtu 18 April 2020.
Namun, apakah pernyataan Trump ini benar atau hanya sebuah kebohongan saja.
Berdasarkan update data wabah corona dunia yang disiarkan CSSS Johns Hopkinn University hingga pukul 10:00 WIB ini, terbukti Amerika masih menjadi negara terparah.
Angka kematian Amerika masih yang tertinggi di dunia sudah hampir 37 ribu penderita corona di AS yang tewas, angka resminya sebanyak 36.997. Dan Amerika juga masih menjadi negara terparah dalam jumlah penderita positif corona, total 701.475 orang terinfeksi.
Sedangkan jumlah penderita corona di China hingga saat ini hanya sebanyak 4.636 jiwa, dan jumlah penderita tertahan di angka 83.783 orang.
Jika pernyataan Trump itu benar, yang menyebut angka kematian corona di China dua kali lipat dari yang dilaporkan. Jelas-jelas jumlah total penderita corona yang meninggal di China masih jauh di bawah Amerika. Bahkan sangat jauh.
Memang kemarin Jumat, 17 April 2020, pemerintah China memperbaharui data corona. Hanya saja itu data untuk Kota Wuhan. Disebutkan dalam perhitungan baru ada sebanyak 3.869 di Wuhan atau meningkat 1.290 dari angka semula. Jumlah infeksi yang dikonfirmasi secara kumulatif di kota itu juga direvisi naik menjadi 50.333, meningkat 325 orang.[viva]