GELORA.CO - Wuhan Institute of Virology (WIV) kembali menolak klaim yang menyatakan virus corona baru berasal dari kebocoran laboratorium di sana.
Direktur National Biosafety Laboratory, Prof. Yuan Zhiming mengatakan klaim yang menyebutkan virus corona berasal dari WIV tidak memiliki dasar. Itu adalah klaim "jahat" yang bertentangan dengan semua bukti yang ada.
"WIV tidak memiliki niat dan kemampuan untuk merancang dan mengkonstruksi virus corona baru," ujar Yuan membalas pertanyaan tertulis dari Reuters, Selasa (28/4).
"Selain itu, tidak ada informasi dalam genom SARS-CoV-2 yang mengindikasikan itu buatan manusia," tambahnya.
Akhir-akhir ini, spekulasi virus corona baru berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan semakin mencuat. Khususnya setelah pada 15 April, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pihaknya sedang menyelidiki hal tersebut. Alhasil, konsensus ilmiah yang menyebutkan virus corona berevolusi secara alami pun terkikis.
Asal muasal virus corona baru yang masih misterius juga memicu muncul banyaknya penelitian. Salah satunya penelitian dari Indian Institute of Techlogy yang mengklaim protein dalam virus corona memiliki banyak kesamaan dengan HIV.
Tetapi klaim tersebut dibantah oleh para ilmuan yang mengatakan SARS-CoV-2 berasal dari hewan liar, termasuk kelelawar dan trenggiling.
"Lebih dari 70 persen penyakit menular yang muncul berasal dari hewan, terutama hewan liar," kata Yuan.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat peningkatan risiko yang ditimbulkan oleh kontak erat antara manusia dan hewan liar, dengan perubahan iklim global dan ekspansi berkelanjutan dari aktivitas manusia," paparnya.
Hingga saat ini, ketujuh jenis virus corona memang diketahui berasal dari kelelawar, tikus, dan hewan peliharaan.
Lebih lanjut, Yuan menolak teori bahwa virus corona baru berasal dari kebocoran laboratorium ketika melakukan penelitian dari kelelawar.
"Laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi memiliki fasilitas perlindungan canggih dan langkah-langkah ketat untuk memastikan keselamatan staf laboratorium dan melindungi lingkungan dari kontaminasi," jelasnya.
"Saya berharap semua orang mengesampingkan prasangka dan bias mereka untuk menyediakan lingkungan yang rasional untuk penelitian tentang melacak asal-usul virus," pungkas Yuan. []