GELORA.CO - Tujuan kebijakan PT Pertamina untuk ojek online (ojol) yang diumumkan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dinilai ambigu.
Pada Senin (13/4), Ahok mengumumkan ada cashback 50 persen maksimal Rp 15.000 bagi 10.000 pengendara ojol per hari, untuk pembelian Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo.
“Dengan aplikasi MyPertamina. Promo berlaku pada periode 14 April hingga 12 Juli 2020. #BerbagiBerkahMyPertamina," kicau mantan narapidana penistaan agama tersebut.
Bagi mantan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, pengumuman ini tampak abu-abu dalam menolong rakyat. Dia bahkan menduga ada tujuan lain di balik kebijakan itu, yaitu menolong perusahaan aplikasi jasa transportasi online agar terbebas dari kewajiban sosial pada para mitra.
“Kalau memang ingin menolong rakyat, kenapa yang dapat cashback hanya pengemudi ojol? Kenapa pengemudi ojek pangkalan juga tak diberi hak yang sama? Kenapa sopir angkot, atau sopir bis tidak dikasih hal serupa?” ujarnya bertanya-tanya dalam akun Twitter pribadi, Selasa (14/4).
Menurutnya, jika pemerintah ingin menolong pengemudi ojol, maka cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat regulasi yang meminta agar perusahaan-perusahaan penyedia jasa aplikasi ikut meringankan beban mitranya.
“Bisa melalui penghapusan potongan, pemberian CSR, atau sejenisnya. Jadi, bukan melalui kebijakan abu-abu dari BUMN,” terangnya.
Dipo Alam menilai bahwa perusahaan ojol bukan perusahaan kaleng-kaleng yang beromset kecil. Mereka adalah unicorn yang kerap dibanggakan Jokowi.
“Bukankah perusahaan-perusahaan aplikasi itu kategorinya sudah unicorn dan decacorn. Artinya, bukan perusahaan receh kan?” tekannya. [rm]