GELORA.CO - Institut Virologi Wuhan dikabarkan melakukan eksperimen Virus Corona pada Kelelawar yang ditangkap di Yunnan. Akibatnya, muncul dugaan baru bahwa laboratorium tersebut merupakan tempat asal-muasal virus, bukan di pasar Huanan.
Dilansir dari Express UK pada Minggu (12/4), Virus Corona awalnya merebak di China pada akhir 2019 dan sejak saat itu menyebar ke seluruh penjuru dunia. Seorang pejabat tinggi di Inggris pun membocorkan bahwa Institut Virologi di Wuhan yang sedang bereksperimen pada Virus Corona sebelumnya diberi dana 3 juta pound sterling (Rp59 miliar) dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Laboratorium sains tersebut merupakan laboratorium keamanan hayati (biosafety) level 4, level tertinggi yang mengharuskan adanya tindakan pencegahan agar penyakit tak tertular ke manusia. Kemudian, terjadi sebuah kecelakaan di sana dan menjadi awal-mula pandemi mengerikan ini. Salah satu dugaannya adalah para ilmuwan di sana terinfeksi setelah disemprot dengan darah yang mengandung virus itu lalu menularkannya.
Selama ini, hipotesis yang ada menyebutkan virus SARS-CoV-2 ditularkan ke manusia dari pasar daging hewan segar ilegal di Wuhan. Namun, penelitian menemukan genom virus itu di gua-gua Yunnan. Padahal tempat tersebut berjarak 1.609 km dari Wuhan. Menurut sumber pemerintah Inggris itu, kecelakaan di laboratorium tersebut pun jadi perhatian tersendiri.
Para ilmuwan itu pernah menerbitkan penelitian pada November 2017 dengan judul 'Penemuan Kumpulan Kaya Gen dari Kelelawar Pembawa Virus Corona SARS yang Memberi Wawasan Baru tentang Asal-usul Virus Corona SARS.' Dalam laporan tersebut tertulis Kelelawar di sebuah gua di Yunnan, China, ditangkap dan dijadikan sampel untuk Virus Corona yang digunakan dalam percobaan laboratorium.
"Semua prosedur pengambilan sampel dilakukan oleh dokter hewan dengan persetujuan dari Komite Etika Hewan dari Institut Virologi Wuhan. Pengambilan sampel Kelelawar dilakukan 10 kali dari April 2011 hingga Oktober 2015 pada musim berbeda di habitat alami mereka di satu lokasi gua di Kunming, Provinsi Yunnan, China. Kelelawar dijebak dan sampel swab tinja dikumpulkan," lanjut tulisan dalam laporan itu.
Banyak ilmuwan setuju bahwa virus SARS-CoV-2 kemungkinan berasal dari Kelelawar, tetapi bisa saja melewati hewan lain sebelum menyerang manusia. Anggota Kongres AS Matt Gaetz telah mengomentari soal dana dari AS yang digunakan untuk penelitian ini.
"Saya muak mengetahui selama bertahun-tahun pemerintah AS telah mendanai eksperimen hewan yang berbahaya dan kejam di Institut Wuhan dan laboratorium China lainnya yang tak diawasi otoritas AS. Eksperimen ini juga mungkin telah berkontribusi pada penyebaran global Virus Corona," komentar Gaetz.
Sementara itu, Kedutaan Besar China menyebut spekulasi ini sebagai tudingan tergesa-gesa dan gegabah.
"Asal-usul virus ini merupakan masalah ilmiah yang rumit. Biarkan ilmuwan dan dokter yang mencari tahu lewat studi dan penelitian. Tudingan yang tergesa-gesa dan gegabah semacam ini adalah upaya untuk melemparkan kesalahan, sama sekali tidak bertanggung jawab, dan pasti akan membahayakan kerja sama internasional pada masa kritis ini. COVID-19 merupakan tantangan global. Hal yang harus dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan, termasuk media, adalah bekerja sama dan tidak memberi panggung untuk rumor atau prasangka," ucap pihak Kedutaan Besar China.[]