GELORA.CO - Pandemi COVID-19 memaksa kita semua untuk melakukan segala aktivitas di rumah. Mulai jenuh? Selama masih bisa bekerja di rumah, kita sebaiknya bersyukur. 'Penderitaan' tersebut mungkin tak sebanding dengan apa yang dialami oleh pedagang sepatu keliling ini.
Namanya Maman. Sehari-harinya, ia menjajakan sepatu dagangannya di Bogor, Jawa Barat, demi menyambung hidup. Namun belakangan, ia terpaksa berhenti lantaran sepi pembeli.
Bila biasanya ada satu atau dua pembeli, kali ini barang dagangannya sama sekali tak terjual pasca-kebijakan social distancing. Masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah demi memutus rantai penularan COVID-19.
Kerjanya jualan sepatu, sekarang kan jualan sepatu nggak ada yang beli. Lagi pada pere, nggak ada orang. Sekarang jualan sepatu nggak laku," ungkap Maman dalam sebuah video yang diunggah di Instagram Aksi Cepat Tanggap belum lama ini.
Dari tampangnya, Maman mungkin sudah masuk usia lanjut. Di kisaran umur tersebut, orangtua seperti Maman seharusnya menikmati hari-hari tua dengan tenang tanpa beban.
Namun, nasib berkata lain. Kondisi Maman kian terpuruk sejak virus Corona mulai merebak. "Sehari-hari bingung, sampai keluar air mata ini," katanya sembari berusaha menahan tangisan.
Tangis Maman pun pecah saat menceritakan betapa sulitnya dia mencari sesuap nasi. "Ya habis kita makan dari mana, sehari-harinya saja kan bingung jadinya," katanya terisak.
Tiada keluarga maupun kerabat untuk dimintai pertolongan. Sebatang kara, ia mengaku hidup sendiri karena tak punya keluarga lagi.
Maman pun tak punya pilihan selain menunggu bantuan dari orang lain di pinggir jalan meski sangat berisiko terpapar virus Corona. "Biasanya ada orang yang setelah jumatan. Tapi sekarang nggak ada lagi," kata Maman yang sempat mencoba peruntungannya di sekitaran masjid.
Entah sampai kapan Maman harus hidup dalam kondisi ini. Namun, ia sangat bersyukur setiap kali ada orang yang mau berbagi rezeki dengannya. Walau itu hanya sekotak nasi rames.
Masih pantaskah kita menggerutu dan tak bersyukur?(dtk)