GELORA.CO - Pemerintah Chile mengklaim bahwa pasien yang sembuh dari virus Corona (COVID-19) mempunyai sedikit kemungkinan untuk tertular lagi alias kebal. Namun para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bukti atas klaim itu lemah.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (28/4/2020) Chile sedang mempersiapkan untuk peluncuran beberapa "sertifikat pelepasan" pertama di dunia untuk pasien yang pulih minggu ini. Para pejabat kesehatan mengatakan itu bukan "kartu kekebalan" namun sebelumnya telah menyarankan mereka akan menunjukkan beberapa tingkat resistensi terhadap penyakit.
Menteri Kesehatan Chile Jaime Manalich mengatakan bahwa dia dan pejabat dinas kesehatan AS telah bertemu, dan sepakat bahwa tidak ada cara untuk menjamin kekebalan. Namun dia mengutip data dari China dan Korea Selatan yang menunjukkan perlindungan jangka pendek bagi mereka yang selamat dari penyakit itu.
"Kemungkinan seseorang menjadi sakit lagi, atau orang lain menjadi sakit, menjadi sangat jauh. Berapa lama? Minimal tiga bulan," kata Manalich kepada wartawan dalam briefing harian.
Manalich--spesialis ginjal yang pernah menjalankan salah satu rumah sakit top Chile--mengatakan sertifikat yang direncanakan Chile akan dikeluarkan lewat tes antibodi. Setidaknya ini membantu mengidentifikasi mereka yang telah memiliki riwayat penyakit tersebut.
Pekan lalu, WHO mengatakan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung klaim kekebalan. WHO memperingatkan agar tidak memberikan harapan palsu kepada para penyintas atau mereka yang melakukan kontak dengan pasien Corona.
Dr. Mike Ryan, ahli kedaruratan utama WHO, menegaskan kembali kekhawatiran itu di Jenewa, Swiss pada hari Senin (27/4). Dia mengatakan lebih mudah untuk membuktikan bahwa seseorang memiliki penyakit daripada menunjukkan bahwa mereka kebal.
"Pertanyaan ilmiahnya adalah, 'sampai sejauh mana infeksi itu memberi Anda perlindungan terhadap infeksi lain? Itu adalah pertanyaan yang masih perlu ditangani," kata Ryan.
Ryan mengatakan para ilmuwan berharap antibodi bisa memberikan perlindungan. Namun dia mengatakan belum jelas berapa lama kekebalan itu akan bertahan, atau sejauh mana kekebalannya bisa melindungi pasien yang sembuh agar tak tertular Corona lagi.
Chile belum mengatakan jaminan apa yang mungkin ditawarkan sertifikat itu kepada pemiliknya, atau kapan masa berlaku sertifikat itu akan berakhir. Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, Chile telah menuai pujian dari berbagai pihak atas pendekatannya dalam memerangi virus Corona. Yakni termasuk tes Corona massif, karantina wilayah yang fleksibel dan tindakan cepat untuk mengamankan ventilator tambahan.
Chile telah mengkonfirmasi hampir 14.000 kasus infeksi virus Corona sejak wabah dimulai pada awal Maret lalu. Setidaknya 198 orang di antaranya meninggal dunia.[dtk]