GELORA.CO -Wabah Corona (COVID-19) membuat sejumlah masyarakat di daerah waspada akan penyebaran virus ini di daerahnya. Berbagai cara dilakukan daerah demi mencegah masuknya virus Corona ke daerah mereka.
Salah satunya di Desa Tappilina, Kecamatan Toppoyo, Kabupaten Namuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, terpaksa mengisolasi dua orang mahasiswa Makassar yang mudik ke Desa Tappilina. Dua mahasiswa itu diisolasi di sebuah gubuk empang selama 14 hari ke depan.
Dua mahasiswa itu adalah Dwi Reskia Fajrianti Sutandi (26) mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI), UMI Makassar 2018 dan Tria Buana Lestari Sutandi, mahasiswa UIN Fakultas Saintek, UIN Alauddin Makassar 2017. Kakak beradik ini merupakan anak dari Kepala Desa Tappilina.
Mereka memutuskan mudik ke Desa Tappilina karena kampus mereka memperpanjang libur hingga waktu yang tidak ditentukan karena wabah Corona ini. Namun, sebelum mereka masuk ke desa dan bertemu keluarganya, mereka harus diisolasi di gubuk yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.
"Saya diminta untuk tinggal di sini dulu selama 14 hari sejak 1 Maret sampai Senin 6 Maret sekarang," kata Dwi Reskia Fajrianti Sutandi, dikonfirmasi melalui telepon, Senin (6/4/2020).
Dwi menjelaskan dirinya sampai saat ini dalam keadaan sehat bersama saudaranya. Dia pun memahami jika mereka harus diisolasi dulu.
"Saya rasa sudah tepat juga apa yang diambil orang tuaku, saya di sini tinggal di empang saja, karena dia kepala desa di sana, dia harus jaga warganya juga. Kemudian diberikan contoh sama yang lain, sama warga yang lain, kalau ada mau masuk desa harus tetap seperti ini," jelasnya.
Mereka menempati gubuk empang sebesar 3 kali 2 meter yang kerap digunakan untuk melihat ikan. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka mendapatkan kiriman makanan dari orang tuanya.
Gubuk empang itu terletak di Desa Kabunung, Kecamatan Karossa, Provinsi Sulawesi Barat. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari desa tempat tinggal keduanya.(dtk)