GELORA.CO - Bupati Karawang Cellica Nurachadiana merupakan salah satu pejabat yang positif Covid-19.
Saat ini sang Bupati Karawang sembuh setelah menjalani isolasi perawatan selama 20 hari di salah satu rumah sakit Karawang.
Wanita yang akrab disapa Teh Celli ini merasa sangat bersyukur telah sembuh dari penyakit yang belum ditemukan vaksinnya ini.
Rasa syukur ini terus terucap dari dalam dirinya, utamanya kepada Allah SWT. Karena atas kehendak-NYA dirinya masih diberikan kesempatan hidup.
"Rasa syukur ini yang teramat tinggi, yang saya ucapkan langsung ke Allah dan mohon ucapan terima kasih diberikan kesempatan untuk menjadi pribadi lebih baik," kata Teh Celli ketika wawancara eksklusif melalui streaming Zoom, Jumat (17/4/2020) sore.
Teh Celli menuturkan saat awal masuk ke Rumah Sakit, dirinya langsung memasrahkan diri kepada Allah.
Satu hal yang berat baginya ialah harus berpisah dengan kedua anaknya.
Pasalnya, ia yang tak pernah berpisah dengan kedua anaknya, kini harus berpisah dalam waktu cukup lama.
Tentu, hal itu sangat berat baginya. Apalagi buah hatinya ini selalu tidur bersamanya selama 13 tahun usianya.
"Yang terberat itu meninggalkan anak-anak ya, saya kalau harta dan jabatan itu tidak saya memikirkan," imbuh dia.
Kedua anaknya itulah yang selalu menjadi penguat dalam masa isolasi dan perawatan.
Teh Celli selalu berdoa agar diberikan kesempatan hidup untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tentunya kesempatan itu juga agar dirinya bisa membesarkan anak-anak yang usainya terbilang masih belia.
Memohon kesembuhan agar bisa hidup lebih baik lagi dan dapat membesarkan kedua anaknya selalu terucap saat memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.
"Saya ngadu dan mohon kepada yang Maha Kuasa. Mohon minta disembuhkan untuk memperbaiki diri."
"Saya bertaubat ingin menjadi pribadi lebih baik, kesempatan membesarkan anak-anak itu yang selalu ucapkan dalam doa saya," ungkap Teh Celli menahan tangis.
Kesedihan Teh Celli memuncak saat menceritakan momen dimana rasa kepasrahan dirinya terhadap Tuhan Pemilik Nyawa begitu tinggi.
Maka saat diberikan kesembuhan setelah beberapa kali tes swab Corona dinyatakan hasilnya negatif, Teh Celli sulit mendeskripsikan secara kuantitas rasa syukur yang diucapkannya itu.
Sebab, saat masa perawatan di ruang isolasi rumah sakit hubungan vertikal kepada yang Maha Kuasa sangat kuat.
"Jujur saja rasa kepasrahan diri kita kepada yang maha kuasa ya mungkin sudah dalam tahap mengikhlaskan segala sesuatunya," ucapnya.
"Walapun keadaan baik, karena kan kematian itu pasti tapi kematian seperti apa itu, Tuhan berikan kepada kita," kata Teh Celli.
Saat masa isolasi itu juga, dirinya berdoa tak hanya untuknya. Akan tetapi untuk warga Karawang yang positif Corona agar juga diberikan kesembuhan.
Ia juga memohon agar pandemi corona ini segera berakhir, supaya tak ada kesedihan dan rasa khawatir yang selalu menghantui.
"Bukan hanya diri saya aja, tapi saya doakan juga semua yang di Karawang ini untuk sembuh, itu yang saya lakukan," kata Teh Celli.
Teh Celli merasa doa-doa yang dipanjatkannya menembus langit, karena dikabul oleh Allah.
Dirinya mengaku selama masa isolasi lebih banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah, jangankan ibadah wajib, ibadah yang sunnah juga dikerjakan.
• Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadan 1441 H di Seluruh Indonesia, Mulai Jumat 24 April
"Saya rasa itu doa saya menembus langit ya. Allah mendengar doa saya dan juga doa-doa yang sayang sama saya. Termasuk orangtua, anak yang selalu doakan saya," tuturnya.
Kejadian yang menimpanya ini, kata Teh Celli, menjadi pelajar sangat berharga. Kenapa tidak, karena manusia itu sangat kecil tidak ada apa-apanya atas kebesaran Allah.
"Jadi ini menjadi pelajaran berharga kita ini tidak apa-apanya, kalah dengan yang kecil. Jangan sombong, semua ini hanya titipan," tutup dia. (*)