GELORA.CO - Postingan politisi senior PKS, Tifatul Sembiring di akun Twitter seolah menyinggung babak akhir pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta antara PKS dengan Partai Gerindra.
Memang kalau dari awal udah nggak niat, susah. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak kan percaya... *KuciangAia#," tulis dia di @tifsembiring, Selasa (7/4).
Senin kemarin, Ahmad Riza Patria dari Gerindra memenangkan pemilihan wagub di DPRD DKI. Dia meraup suara 81 suara, sementara Nurmansjah Lubis dari PKS hanya 17 suara.
Sejak awal, petinggi Gerindra mulai dari Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, hingga Fadli Zon serentak mengatakan bahwa kursi wagub DKI yang ditinggalkan Sandi adalah 'jatah' PKS.
Pasangan Anies-Sandi diusung koalisi Gerindra dan PKS pada Pilkada DKI 2017. Dan pada Pilpres 2019, PKS mengusung pasangan Prabowo-Sandi yang notabena sama-sama dari Gerindra.
Melihat akhir drama ini, warganet tidak sedikit yang menghujat Gerindra dan membela PKS.
"Bung @sandiuno benarkah anda dan @Gerindra berkhinat ke PKS? PKS mitra terbaik dan paling setia kenapa posisi wagub masih disikat juga?" kata pemilik akun @ahsantany.
"Janji tinggal janji, PKS dikadalin sama Gerindra, saat butuh dukungan kita saja mereka berkata manis, makanya berpolitik harus cerdas dan jelas, bukan abu-abu," timpal pemilik akun @akhlish.
Belajar dari kejadian ini, pemilik akun @js_hasan menyebut ini adalah seleksi alam, ketahuan mana yang benar-benar bisa dipegang komitmennya. "Semua partai sudah ketahuan belangnya. Tinggal PKS emang yang paling kuat komitmennya," sebutnya.
Ingin mendinginkan suasa, pemilik akun @jalu_jazz menyebutkan, warga DKI sepertinya lebih percaya bahwa Anies Baswedan adalah dari PKS.
itu dari PKS
"Tenang pak, warga DKI Jakarta sepertinya lebih percaya kalau Pak @aniesbaswedan itu dari PKS, bukan dari Gerindra," ucapnya.
Adapun Harfin Nurulhaq pemilik akun @Kangharfin mengusulkan, agar Gerindra dan PKS sebaiknya melakukan physical distancing atau pembatasan fisik.
"Memang baiknya PKS dan Gerindra melakukan physical distancing dulu," imbuhnya. (Rmol)