GELORA.CO - Kehadiran Staf Khusus Presiden Joko Widodo yang berjumlah tujuh orang terus dipertanyakan fungsinya. Belum lagi mereka berbuat, kontroversi mengenai dugaan penyalahgunaan wewenang yang justru muncul.
Peneliti muda dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira pun merasa tertantang untuk menyelami kedalaman pemahaman yang dimiliki stafsus Jokowi.
Atas alasan itu, dengan terang pria berusia 30 tahun tersebut membuat surat terbuka untuk mengajak Staf Khusus Jokowi, Adamas Belva Syah Devara melakukan debat terbuka.
“Dengan surat terbuka ini (saya) mengajak Belva Devara selalu staf khusus presiden sekaligus alumnus beasiswa LPDP untuk melakukan debat terkait Kartu Prakerja, konflik kepentingan, oligarki milenial serta permasalahan bangsa lainnya di tengah Covid-19,” ujarnya kepada redaksi, Minggu (19/4).
Debat, sambungnya, bisa dilakukan dengan menggunakan video conference dan disiarkan live di berbagai kanal media.
Jika Belva bersedia menerima tantangan tersebut, maka bos dari Ruang Guru itu bisa menghubungi Bhima secara pribadi.
Bhima memastikan bahwa tidak ada kepentingan apapun selain publik bisa memahami bagaimana milenial bisa berkontribusi secara nyata bagi perekonomian.
“Saya berharap Belva bisa memenuhi undangan ini. Waktu dan tempat saya sesuaikan dengan jadwal Belva,” tegasnya.[rmol]