GELORA.CO - Polri menceritakan awal mula diadakannya rapid test massal di Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lemdikpol, yang hasilnya menunjukkan 300 siswa terindikasi positif Corona (COVID-19). Tes massal itu bermula dari adanya siswa yang mengalami demam.
"Berawal dari adanya siswa yang merasa demam. Kemudian kami lakukan rujuk ke Kramatjati (RS Polri Raden Said Soekanto)," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono dalam konferensi pers yang disiarkan lewat akun Instagram @divisihumaspolri, Rabu (1/4/2020).
Argo mengatakan awalnya ada 7 siswa yang demam, lalu bertambah satu per satu. Saat dilakukan pemeriksaan rontgen, didapati hasilnya menunjukkan seperti ada kabut di bagian paru-paru.
"Ada 7, awalnya. Satu tambah (jadi) 8, jadi 9. Satu (siswa) itu adalah sakit demam berdarah. Kemudian telah kami rontgen itu ada seperti kabut gambarnya, kita rujuk agar lebih jelas sakit apa," ujar Argo.
Jadi semuanya kesembilan orang itu menurut dokter sudah dalam kondisi normal. Sudah agak baikan. Kami masih menunggu kapan bisa dipulangkan oleh dokter. Tapi yang terpenting kesembilan itu sudah dalam kondisi normal dan baik," sambung Argo.
Dengan adanya 9 siswa yang sakit ini, Setukpa Polri akhirnya mengambil inisiatif untuk memeriksakan kondisi peserta didiknya. Dari situlah didapat hasil 300 siswa terindikasi Corona.
Kemudian dengan adanya hal tersebut, sisanya 1.500 sekian (siswa) itu kami lakukan rapid test. Jadi ditemukan ada 300 siswa yang dari hasil rapid test ini, rapid test ini kan berhubungan dengan imun, daya tahan tubuh, kondisi tubuh, makanya setelah kami lakukan tes rapid test ini ada 300 siswa yang positif (berdasarkan) rapid test," jelas Argo.
Argo menuturkan 300 siswa itu akan menjalani pemeriksaan dengan metode swab setelah 14 hari melakukan isolasi diri. Mereka berstatus orang dalam pemantauan atau ODP.
"Nanti kami akan lakukan swab agar kami tahu persis apa yang bersangkutan itu positif virus Corona atau tidak," tutur Argo.(dtk)