GELORA.CO - Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyoroti perbedaan pernyataan soal pelarangan mudik dari Istana.
Awalnya, Jubir Kepresidenan Fadjroel Rachman mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak melarang masyarakat mudik pada Ramadan dan Idul Fitri.
Asalkan masyarakat melakukan karantina sendiri selama 14 hari setelah sampai kampung halamannya.
Pernyataan itu lantas diralat sendiri oleh Fadjroel dengan rilis yang menyatakan pemerintah mengimbau masyarakat tidak mudik.
Hal itu dilakukan untuk mencegah persebaran wabah corona atau COVID-19 semakin meluas.
Namun, pernyataan kedua Fadjroel itu direvisi Mensesneg Pratikno yang menyatakan masyarakat boleh mudik asal melakukan karantina selama 14 hari.
Menurut Emrus Sihombing, hal itu membuktikan bahwa komunikasi di internal Isana belum dikelola dengan benar.
“Manajemen komunikasi di Istana itu belum berjalan dengan baik. Harusnya bisa dikelola secara profesional dan segera diperbaiki,” ujar Emrus kepada JawaPos.com, Kamis (2/4).
Ke depan, ia berhrap agar miskomunikasi serupa tidak terulang apalagi Fadjroel merupakan kepanjangan tangan Presiden yang seharusnya seiya dan sekata.
“Manajemen komunikasi di Istana itu tidak bagus, karena yang mengelola tidak mengerti komunikasi,” sambungnya.
Karena itu, ia menyarankan Presiden Jokowi membentuk unit baru, semisal Kepala Unit Komunikasi Kepresidenan.
Unit tersebut menjadi penanggungjawab komunikasi di Istana yang semuanya diarahkan utuk satu kata sebagaimana yang disampaikan Presiden Jokowi.
“Setiap organisasi, setiap unit kerja harus dipimpin oleh satu orang. Tetapi di bawahnya ada tim. Jadi penanggung jawab satu orang,” jelasnya.
Jubir Kepresidenan sendiri berada di bawah koordinasi unit tersebut agar tidak terjadi lagi miskomunikasi di lingkungan Istana.
Sebab, semua akan terkontol dan satu suara seperti yang disampaikan Presiden.
“Jadi jubir itu salah satu bawahan dari kepala unit. Itu jubir bagian terkecil,” bebernya.
Untuk orang dalam struktur Kepala Unit Komunikasi juga semuanya harus berlatar komunikasi pendidikan dan bukan sembarang orang.
“Jubir harus orang komunikasi. Orang-orang yang ada di bagian komunikasi itu pendidikan harus komunikasi dan juga orang yang pernah menjadi wartawan,” pungkasnya.[psid]