GELORA.CO - Kali ini Amerika Serikat (AS) mendapat teman baru untuk menekan Cina dalam urusan COVID-19. Yaitu sekutunya di Asia Pasifik: Australia. Itu terungkap dari pernyataan Menteri Luar Negeri Marise Payne.
Dalam situs reuters.com (19/4/2020), Payne mengkawatirkan transparansi Cina. “"Masalah-masalah seputar virus Corona adalah masalah independen, dan saya pikir penting bagi kita untuk melakukan itu," kata Payne.
Untuk itu, ia meminta masyarakat internasional ikut melakukan penyelidikan mengenai asal-usul virus dan bagaimana penyebarannya. "Kepercayaan saya pada Tiongkok didasarkan pada jangka panjang," kata Payne. “Kekhawatiran saya adalah tentang transparansi dan memastikan bahwa kami dapat terlibat secara terbuka.”
Seruan Australia datang setelah Presiden AS Donald Trump telah melontarkan kritiknya terhadap Cina.
Trump dan para pembantu seniornya juga menuduh China kurang transparan setelah coronavirus pecah. Pada hari Sabtu, Trump mengatakan Cina harus menghadapi konsekuensi jika negara itu "secara sadar bertanggung jawab" atas pandemi tersebut.
Selain itu ungkapan Payne tersebut datang ketika hubungan dagang antara Australia dan Cina tengah tegang. Kemudian Cina juga dituding terlalu ikut campur dalam urusan negerinya.
Australia juga kawatir pengaruh Cina di kawasan Asia Pasitifik sangat cepat, sehingga mengurangi ipengaruh Australia di kawasan itu yang sudah berlangsung lama.
Dalam urusan COVID-19, Australia tak separah AS. Australia telah berhasil mengendalikan epidemi sebelum meregangkan sistem kesehatan masyarakatnya, melaporkan 53 kasus baru pada hari Minggu. Totalnya menjadi 6.586. Sedangkan angka kematiannya berjumlah 71 orang.
Peningkatan kasus barunya pun cuma 1%. jauh lebih rendah dibandingkan AS. AS kini sudah menembus angka di atas 700.000 kasus dan kematian 39.000 orang. Ini merupakan angka kasus COVID-19 dan kematian di dunia. (*)