GELORA.CO - Otoritas Uganda telah menahan seorang pendeta yang diduga menyangkal keberadaan virus corona (COVID-19) di Afrika. Media lokal melaporkan pada hari Selasa (31/3). Jaksa mendakwa pendeta terkemuka, Augustine Yiga, mengatakan dalam sebuah acara di televisi pada hari Jumat bahwa tidak ada “virus corona di Uganda dan Afrika”.
“Pastor Yiga dari Gereja Kristen Revival didakwa dan dikirim ke penjara karena melakukan tindakan yang mungkin menyebabkan penyebaran COVID-19,” kata situs web The Times yang berbasis di Afrika Selatan, mengutip juru bicara kepolisian Uganda Patrick Onyango.
“Mengklaim bahwa Covid-19 tidak ada di Afrika dan Uganda melemahkan upaya pemerintah dalam memerangi pandemi. Hal ini telah membuat publik menghadapi bahaya besar kelemahan dalam mengamati pedoman kontrol dan pencegahannya,” tambahnya.
Pengacara pendeta, mengatakan bahwa Yiga membantah tuduhan itu, dimana ia dapat menghadapi hukuman tujuh tahun penjara, menurut situs web tersebut.
Yiga dikenal memiliki pandangan keagamaan yang kontroversial. Ia pernah dilaporkan telah mengklaim memiliki kekuatan kenabian. Dia menjalankan gereja dan stasiun TV.
Seperti daerah lain, bahkan Afrika pun tidak kebal terhadap virus. Setidaknya 33 kasus positif telah didiagnosis di Uganda saja, menurut Johns Hopkins University yang berbasis di AS.
Virus yang pertama kali terdeteksi di Cina Desember lalu telah menyebar ke 178 negara dan wilayah. Lebih dari 800.000 orang telah terinfeksi sedangkan 39.000 telah meninggal. (*)