GELORA.CO - Anjoknya harga minyak mentah dunia, seharusnya diikuti oleh kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia turun. Sebab, acap kali pemerintah menggunakan dalil harga minyak dunia saat menaikkan harga BBM dalam negeri.
Begitu kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin di Jakarta, Selasa (21/4).
"Harusnya jika harga minyak dunia turun. Harga minyak di Indonesia juga harus turun. Bukankah pemerintah, akan menaikan harga minyak di Indonesia jika harga minyak dunia naik?" kata Ujang Komarudin.
Harga minyak acuan AS West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level negatif atau berada di bawah 0 dolar AS per barel per Senin (20/4).
Sementara mengutip Financial Times, Selasa (21/4), harga minyak acuan WTI untuk pengiriman Mei 2020 sempat anjlok 250 persen ke level -40,32 dolar AS per barel.
Sejurus dengan itu, direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini mempertanyakan apakah pemerintah sedang mencari untung sehingga belum menurunkan harga BBM.
Padahal penurunan harga BBM di saat pandemik virus corona baru atau Covid-19 bisa membantu masyarakat meningkatkan daya beli dan roda ekonomi perlahan bergerak.
"Bisa saja pemerintah sedang nyari untung. Selisih harga minyak tersebut untuk menambal defisit APBN. Atau bisa juga untuk mengumpulkan uang untuk membayar bunga utang," demikian Ujang Komarudin. [rm]