Penulis: Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Saat ini wabah virus Corona (Covid-19) telah menjadi pandemi dunia yang sangat menakutkan. Hampir 173 negara terinfeksi virus mematikan ini dengan jumlah korban lebih dari 70.000 orang, meskipun ada pasien yang dinyatakan sembuh, namun ribuan orang dinyatakan meninggal dunia
Apakah wabah penyakit mematikan ini muncul setiap 100 tahun? Jika kita lihat kronologis sejarah munculnya wabah penyakit mematikan dan menelan jumlah korban ratusan ribu orang ini ternyata terjadi setiap 100 tahun di dunia. Berikut faktanya:
1. Pada tahun 1720 terjadi wabah penyakit di Merseille Prancis yang menelan korban sekitar 100.000 orang.
2. Pada tahun 1820 terjadi wabah Kolera di daerah anak benua India, dimulai di Bengal kemudia menyebar ke luar India sampai ke China.
3. Pada tahun 1920 terjadi wabah penyakit Influenza Spanyol yang menelan korban sekitar 100.000 orang.
4. Pada tahun 2020 M terjadi wabah penyakit Corona yang berawal dari Wuhan China dan menyebar ke 173 negara dengan jumlah kasus atau korban (data pertengahan Maret 2020) sebanyak 77.783 orang (mendekati angka 100.000 orang), meskipun ada yang telah dinyatakan sembuh.
Dengan demikian, kita akan menemukan angka tahun 20 yang selalu muncul di setiap jeda 100 tahun sekali dengan fenomena mewabahnya virus penyakit yang mematikan. Ada apa dengan angka 20?
Apakah ini sebuah kebetulan atau kah realita yang unik untuk dikaji? Meskipun saya tidak ingin terlalu berspekulasi dengan angka bilangan 20 dan angka 100 tersebut, namun cukuplah menurut saya kedua angka itu bisa menjadi kajian yang menarik dalam kajian ilmu semiotika dalam hal kaitannya dengan fenomena kemunculan bencana wabah penyakit dalam kurun setiap satu abad.
Jika kita mengatakan peristiwa itu hanyalah kebetulan saja, bisakah 4 peristiwa fenomena besar di dunia terjadi secara berurutan dan secara teratur di setiap 100 setahun? Allahu A'lam.
Jauh sebelum itu, Syeikh Ibrahim Salweqieh yang hidup di tahun 462 Hijriyah atau kurang lebih 1.000 tahun yang lalu, ternyata telah memprediksikan terjadinya fenomena wabah mematikan ini di dalam karyanya yang berjudul: "Akhbar az-Zaman". Pada halaman 365 beliau menuliskan:
وتفشى مرض الزمان. منع الحجيج. واختفى الضجيج. واجتاح الجراد. وتعب العباد. ومات ملك الروم. من مرضه الزؤوم. وخاف الأخ من اخيه. وصر تم كما اليهود في التيه. وكسدت الاسواق. وارتفعت الاثمان. فارتقبوا شهر مارس. زلزال يهد الاساس. يموت ثلث الناس. ويشيب الطفل منه الراس.
"Dan tersebarlah wabah sejagat. Jamaah haji dilarang memasuki Haramain. Kondisi menjadi sepi. Keadaan menjadi gonjang ganjing. Terjadi serangan belalang.
Ahli ibadah menjadi malas dan lesu (sebagai dampak dari dihentikan aktivitas keagamaan, seperti ibadah umrah, salat Jumat atau majelis pengajian). Matinya pemimpin dunia.
Banyak orang yang takut terinfeksi serangan virus. Saudara menaruh prasangka curiga kepada saudaranya sendiri (dugaan terjangkit virus). Umat menjadi bingung dan merana seperti kaum Nabi Musa yang merana di padang gurun pasir Tieh (yang tandus dan tanpa makanan). Pasar sepi (perekonomian anjlok). Harga berlomba mahal. Maka waspadalah!
Dimulai dari bulan Maret. Adanya gempa yang meluluhlantakkan pondasi. Sepertiga umat manusia akan mati. Anak-anak banyak yang rambutnya memutih."
Semua fenomena yang disebutkan di atas, persis seperti apa yang terjadi hari ini. Sekarang mari kita analisis sebagaimana yang telah diprediksikan oleh Syeikh Ibrahim Salwaqieh.
1. Terjadi di Bulan Maret.
Virus Corona sebagaimana diketahui bahwa korbannya banyak meninggal dunia pertama kalinya di Wuhan, China pada awal tahun 2020. Virus Corona ini dengan cepat menyebar luas di China, hingga negara-negara tetangga Jepang dan beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura, Italia, Iran hingga Indonesia di bulan Maret 2020 ini.
2. Jamaah Haji/Umrah Dilarang.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga telah mengambil kebijakan "Lock Down" yang sangat mencengangkan dengan menutup sementara beberapa negara di dunia termasuk Indonesia yang dilarang memasuki Arab Saudi untuk aktivitas umrah demi menseterilkan kondisi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Haramaian.
3. Ahli Ibadah Menjadi Lesu dan Malas.
Apa yang menjadi dampak kekhawatiran Covid-19 ini, ada banyak negara yang mengimbau warganya untuk tidak melakukan aktivitas publik, seperti Salat Jumat atau menutup kegiatan majelis-majelis pengajian. Hal ini juga terjadi di Tanah Air kita, dimana para dai menutup kegiatan pengajiannya demi menghindari penyebaran virus Covid-19 tersebut.
4. Para Pemimpin Dunia Terinfeksi.
Di sejumlah negara dilaporkan banyak pejabat terinfeksi virus Covid 19 tersebut. Bahkan di Iran dinyatakan ada sekitar 12 pejabat tinggi yang telah terinfeksi virus tersebut.
5. Kota-kota Besar Menjadi Sepi.
Kita juga bisa menyaksikan negara-negara di dunia yang pada awalnya ramai mendadak sepi. Dimana-mana setiap negara mengambil langkah Lock Down untuk menutup pintu akses masuk dan keluar dari negaranya untuk menghindari potensi penyebaran virus dari warga negara asing.
Sementara negara-negara lain di dunia telah memberlakukan "Travel Warning" dan "Lock Down" ke negaranya atau negara yang terindikasi virus mematikan tersebut, seperti China, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, India, Arab Saudi, Amerika, Italia, Iran, dan masih banyak negara-negala lain di dunia.
6. Barang-barang Menjadi Langka dan Mahal.
Dampak paling besar yang dirasakan dari fenomena bencana wabah penyakit ini, hampir semua faktor ekonomi mengalami kemunduran dan penurunan. Barang-barang mahal dan langka, khususnya masker dan hand sanitizer. Di sebagian negara kita saksikan, orang-orang menyerbu supermarket dan saling berebut makanan untuk mendapatkan jatah lebih banyak. Fenomena ini juga terjadi di Jakarta.
7. Saling Mencurigai dan Berprasangka.
Banyak orang yang dibuat panik dan resah takut keluar rumah dan bergaul dengan orang lain di sekitarnya, sehingga memunculkan dugaan dan prasangka saling curiga terhadap orang lain. Was-was dalam berjumpa dan bersalaman sebagaimana lazimnya, sehingga bermunculan cara-cara bersamalam yang tidak lazim, dan terkesan aneh.
Maka fenomena yang saksikan sekarang ini persis dengan apa yang diprediksikan Syeikh Ibrahim Salwieqie sejak 1000 tahun yang lalu di dalam karya tulisnya "Informasi Masa Depan". Apakah ini sebuah kebetulan?
Jika kita meyakini sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan Abu Sa'id al-Khudry yang berbunyi "Takutilah olehmu firasat orang-orang yang benar imannya, sesungguhnya mereka melihat dengan Nur-Nya Allah."
Kita sama-sama berdoa semoga virus Corona hilang dengan berakhirnya musim hujan dan tibanya musim panas. Semoga Allah jauhkan dan lindungi kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara kita dari wabah penyakit. Aamin Ya Rabb 'Alamiin.