GELORA.CO - Semenjak kebijakan social distancing atau jaga jarak diberlakukan guna mengantisipasi pandemi virus corona atau Covid-19, kualitas udara DKI Jakarta membaik.
DKI Jakarta berada diposisi 18 kota paling Polusi Udara di dunia versi penyedia layanan indeks kualitas udara AirVisual.com. Sebelumnya, Jakarta sempat berada di posisi 10 besar.
"Ini tidak lepas dari pemberlakuan kebijakan social distancing melalui kerja di rumah atau Work From Home (WFH), belajar, dan ibadah dari rumah untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih, Rabu (25/3/2020).
Kendati begitu, kebijakan social distancing bukan faktor tunggal yang bikin kualitas udara Jakarta membaik. Setidaknya ada dua faktor lain yang ikut mempengaruhi kualitas udara Jakarta, yakni faktor cuaca dan arah angin.
Hujan yang kerap mengguyur kawasan Jakarta dan sekitarnya belakangan ini ikut mendepak Polusi Udara di Jakarta. "Hujan yang turun di Jabodetabek juga turut membantu tercucinya atmosfer dari polusi,” ucapnya.
Selain itu, arah angin juga berpengaruh terhadap polutan jenis PM 2.5 atau partikel debu halus berukuran 25 mikrogram per m³.
“Arah angin yang mengarah ke ibu kota juga mempengaruhi konsentrasi parameter PM 2.5,” imbuhnya.
Berdasarkan pemantauan Dinas Lingkungan Hidup di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU), hasilnya menunjukan perbaikan kualitas udara, terutama menurunnya kosentrasi parameter PM 2.5 selama penerapan WFH.
“Namun, penurunan ini juga konsisten dengan tingkat curah hujan. Ketika curah hujan tinggi, konsentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, konsentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat,” tutup Andono.[]