GELORA.CO - Mantan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon kembali menggunakan peribahasa kodok dalam tempurung dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (24/3).
Jika sebelumnya peribahasa itu disematkan untuk menyindir tingkah Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang bercanda soal zona merah Covid-19 di wilayahnya, kini peribahasa yang sama ditujukan pada pegiat media sosial Denny Siregar.
Sindiran ini bermula dari kicauan Denny Siregar yang menyebut Fadli Zon dan mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Keduanya disebut saat Denny Siregar mengomentari sebuah berita berjudul “Kerap Nyinyiri Pemerintah, Firza Husein Usul Fadli Zon dan Rizal Ramli Agar Diisolasi Saja”.
Teranyar, Firza Husein telah membantah. Melalui sebuah video, dia mengaku tidak memiliki akun media sosial.
“Kejam kali bah ibu ini sama Fadli Zon dan Fahri Hamzah.. Di selotip aja bu, atau sebarin videonya juga.. eh?” tuturnya.
Fahri lantas menanggapi, menurutnya, corona datang karena pola fitnah yang seperti dilakukan Denny Siregar. Modusnya, pemilik akun berkasus akunnya dibajak atau dirampas, kemudian akun itu dikelola oleh admin buzzer.
“Lalu dipakai ngetwit sensasional (oleh admin buzzer). Lalu dikutip media dan buzz! Perhatikan: pemilik asli akun pasti orang berkasus!” terangnya.
Tidak cukup sampai di situ, Fahri juga mengingatkan kepada pendukung pemerintah di media sosial untuk tidak terbiasa benci pada bangsa sendiri. Sebab, jika hal demikian terjadi, maka saat ada serangan dari luar seperti sekarang pun mereka tidak akan tahu cara merakit persatuan.
“Saban hari masih cari musuh dari bangsa sendiri padahal jelas musuh datang dari luar kita. Belum sadar Lur?” sindir waketum Partai Gelora itu.
Fadli Zon lantas menimpali. Menurutnya, perilaku para pendukung pemerintah di media sosial bagai peribahasa “kodok dalam tempurung”. Artinya, orang yang yang picik atau berpikiran sempit dan tidak memiliki wawasan luas.
“Nggak maju-maju, nggak baca situasi, nggak lihat berita-berita internasional soal wabah ini,” ujarnya.
Fadli mengingatkan bahwa yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah bencana besar, yang sebenarnya juga sudah berulangkali diingatkan.
“Tapi malah ngerahkan buzzerp. Belum ada “solidarity maker” yang bisa satukan bangsa ini lagi,” tutupnya. [ljc]