Tak Mau Disebut Tutupi Jumlah Pasien Corona, Moeldoko Beberkan Datanya

Tak Mau Disebut Tutupi Jumlah Pasien Corona, Moeldoko Beberkan Datanya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kepala Staf Presiden Moeldoko mengelak terhadap pernyataan bahwa pemerintah menutupi data jumlah orang yang diduga terjangkit virus corona baru (COVID-19). Ia lantas membeberkan data jumlah orang yang telah diperiksa laboratorium terkait virus tersebut.
Data ini disampaikan ketika Moeldoko hadir dalam acara Mata Najwa bertajuk "Melawan Corona" yang tayang pada Rabu (4/3/2020) malam.

"Sebenarnya tidak seperti itu. Ini datanya," kata Moeldoko sambil membuka-buka kertas di depannya yang berisi data orang yang telah diperiksa terkait virus corona.

Ia lalu membacakan jumlah orang yang telah diuji lab. Moeldoko juga menyebutkan jumlah orang yang negatif virus corona dan masih dalam proses pemeriksaan.

"Per 3 Maret, jam 18.00 ada 370 orang yang diuji lab. 354 orang negatif, 2 orang positif, dalam proses 14 orang," ungkapnya.

Moeldoko juga mengatakan bahwa per 2 Maret, sudah ada 118 WNA yang ditolak masuk di bandara.

"Ditolak, kita enggak mau main-main karena ini tanggung jawab global tadi. Ini kewajiban global, enggak bisa kita tinggalkan," ujarnya.

Sebelumnya, pernyataan bahwa pemerintah seakan menutup-nutupi daerah yang terkena wabah corona dilontarkan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh.

Moeldoko dan Nihayatul Wafiroh dalam Mata Najwa (Screenshot Youtube Najwa Shihab)

Dalam acara yang sama, Nihayatul juga mengomentari sikap pemerintah yang baru membuat protokol untuk menangani virus corona.

"Kok baru sekarang mau menyampaikan protokol dan komunikasi. Pak, ini sudah ada dua orang masak rapatnya baru tadi?" kata Nihayatul.

Moeldoko mengatakan Indonesia tidak bisa main-main dalam menanggapi persoalan corona. Sebab, isu ini menuntut tanggung jawab dan kewajiban global.

Maka dari itu, Moeldoko mengatakan pentingnya menyusun protokol.

"Kalau kita tidak punya protokol, tidak mungkin bisa ditangani dengan baik. Semua bisa ditangani kalau ada protokol," kata Moeldoko.

"Menteri Luar Negeri harus berbuat apa. Sangat clear langkah-langkahnya yang ditangani Menteri Luar Negeri. Berikutnya bagaimana Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Kapolri semua telah bekerja sesuai standar. Kalau kita tidak punya protokol pasti semau berantakan," imbuhnya.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita