GELORA.CO - Pelemahan rupiah yang hingga hari ini terus terjadi diperkirakan bakal semakin parah. Ekonom Indef Bhima Yudisthira memperkirakan, rupiah bisa menembus angka Rp16.000 per dolar AS (USD).
Pasalnya, rupiah tak kunjung membaik dari demam pelemahan akibat sentimen negatif merebaknya corona dan kini sudah berada di level psikologis Rp15.000 per USD. Dalam pembukaan perdagangan Selasa (17/3/2020), kurs rupiah di pasar spot mengalami terpuruk ke posisi Rp15.050 per USD.
"Sangat mungkin rupiah akan menembus level psikologis Rp15.500-16.000 per USD jika kondisi terus memburuk," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (17/3/2020).
Dia melanjutkan, faktor diturunkannya bunga The Fed menambah kepanikan pasar. Pasalnya, The Fed umumnya menurunkan bunga secara signifikan hanya di saat kondisi ekonomi tengah genting. "Rupiah diperkirakan masih tetap akan melemah selama sepekan ini," jelasnya.
Sementara, Ekonom CORE Piter Abdullah mengatakan sentimen pasar masih sangat negatif. Pandemi corona yang belum jelas kapan akan berakhir ini membuat pasar kelimpungan.
"Tidak ada faktor yang benar-benar positif yang bisa menenangkan pasar. Selama ketidakpastian ini masih begitu besar, rupiah akan terus dalam posisi tertekan. Intervensi BI juga Ada batasnya," jelas dia.
Dia melanjutkan, pelemahan rupiah saat ini tidak ada batasannya. Pasalnya semakin lama pandemic corona tidak tertangani, rupiah berpotensi terus melemah. "Rupiah akan terus anjlok berserta mata uang lainnya," ujar dia.(sn)