GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu kemarahan pemerintah China setelah menyebut Virus Corona (COVID-19) sebagai 'virus China' dalam tweetnya pada hari Selasa (17/3).
"Amerika Serikat akan sangat mendukung industri-industri tersebut, seperti Airlines dan lainnya, yang secara khusus dipengaruhi oleh Virus China. Kita akan lebih kuat dari sebelumnya!" tulis Trump di Twitter, dilansir dari laman BBC, Rabu (18/3).
The United States will be powerfully supporting those industries, like Airlines and others, that are particularly affected by the Chinese Virus. We will be stronger than ever before!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 16, 2020
Menanggapi tweet Trump, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang meminta Trump untuk "mengurus dirinya sendiri" sebelum menciptakan stigma terhadap orang China.
"Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya dan menghentikan tuduhannya yang tidak berdasar terhadap China," tambahnya.
Kantor berita resmi China, Xinhua, mengatakan bahasa Trump bernada rasis dan xenofobia, serta menunjukkan sikap tidak bertanggungjawab dan inkompeten.
Jauh sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan agar tidak menghubungkan virus ke daerah atau kelompok tertentu agar tidak memicu stigmatisasi. Namun, sejumlah pejabat pemerintah AS diketahui menyebut Virus Corona sebagai virus China. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sempat menyebut Virus Corona sebagai virus Wuhan - merujuk pada daerah asal virus tersebut.
Perseteruan terbaru AS dan China ini mengikuti tudingan pemerintah China yang menuding militer AS menyebarkan Virus Corona di China. Tudingan itu ditanggapi Mike Pompeo dengan menyuruh China berhenti menyebarkan berita bohong dan mengalihkan tanggung jawab atas wabah yang terjadi.[]