GELORA.CO - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung langkah pemerintah dalam meningkatkan semua upaya mencegah virus corona baru atau Covid-19 yang kian menyebar di Indonesia.
Secara khusus, SBY menyoroti gejolak ekonomi yang serius bersamaan dengan wabah virus corona ini. Dia menyarankan pemerintah melakukan policy response dan tindakan yang cepat dan sigap dalam menghadapi pelambatan ekonomi.
“Simak rontoknya harga-harga saham, minyak, dan nilai tukar. Juga berbagi pukulan yang menggoyahkan pilar dan fundamental perekonomian banyak negara. Termasuk Indonesia,” ujar SBY dalam siaran pers di akun Facebook-nya, Rabu (18/3).
Adanya gejolak ekonomi ini, mengingatkan SBY pada saat krisis ekonomi global tahun 1998 dan tahun 2008 silam. Pada tahun 1998, kata SBY, ekonomi Indonesia tidak bisa diselamatkan, sementara di tahun 2008 bisa selamat.
Artinya, pemerintah berhasil meminimalkan dampak krisis ekonomi global tahun 2008. Sekalipun kala itu, sambung SBY, Banyak pakar ekonomi, pemimpin dunia usaha, dan bahkan elemen pemerintah di banyak negara yang khawatir gejolak ini bisa membuat dunia jatuh ke dalam “resesi yang dalam dan panjang”.
“Bahkan ada yang mencemaskan kalau krisis ini jauh lebih berat dibandingkan krisis tahun 1998 dan tahun 2008 dulu,” paparnya.
Atas alasan itu, SBY berharap pemerintah tidak terlambat menjalankan policy response dan aksi nyata yang diperlukan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia di tengah badai resesi yang bakal menghantui akibat adanya virus corona.
“Jangan “too little and too late”. Selamatkan ekonomi kita, selamatkan rakyat. Di samping ekonomi dunia dan kawasan nampaknya benar-benar kelabu dan terus bergejolak, ekonomi kita juga memiliki sejumlah persoalan yang fundamental,” paparnya.
Menurutnya, jika perekonomian Indonesia kuat, semua fundamentalnya kokoh, dan tidak memiliki risiko apapun, maka pemerintah boleh tenang.
“Pohon yang kuat, sehat dan akarnya kokoh akan selamat manakala taufan dan badai datang menerjang. Mungkin sempat terhuyung-huyung, namun tak akan roboh. Tetapi akan berbahaya jika badainya terlalu kuat dan pohon yang kita miliki tak sekokoh yang kita duga,” urainya.(rm)