Riset: Orang dengan Golongan Darah A Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona

Riset: Orang dengan Golongan Darah A Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sebuah studi terbaru mengungkap perihal kemungkinan orang dengan tipe golongan darah A lebih rentan terinfeksi virus corona SARS-CoV-2. Sedangkan mereka dengan tipe golongan darah O disebut lebih resisten terhadap virus corona.  

Penelitian tersebut melibatkan para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China, termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai, dan Shenzhen.  

Riset bermula saat periset di China mengumpulkan pola golongan darah pada lebih dari 2.000 pasien yang terinfeksi virus di Wuhan dan Shenzhen. Peneliti lalu membandingkannya dengan populasi orang sehat di kedua wilayah tersebut. 

Dari sana, peneliti menemukan bahwa pasien dengan golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi. Tak cukup sampai di situ, mereka pun cenderung mengalami gejala klinis yang lebih parah. 

Namun, peneliti menekankan bahwa riset mereka masih sangat prematur sehingga dibutuhkan penelitian-penelitian lanjutan lainnya, seperti dilansir South China Morning Post. 

Dengan hasil riset tersebut, peneliti mendesak pemerintah dan fasilitas medis untuk turut mempertimbangkan perbedaan golongan darah ketika merencanakan langkah mitigasi atau perawatan pada pasien yang terjangkit virus corona.  

"Orang-orang dengan golongan darah A mungkin perlu secara khusus memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan infeksi," tulis para peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan bersama Pusat Pengobatan Berbasis Bukti dan Terjemahan di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan. 

“Pasien yang terinfeksi Sars-CoV-2 dengan golongan darah A mungkin perlu menerima pengawasan yang lebih ketat dan perawatan yang agresif,” tulis Wang. 

Sebaliknya, menurut riset yang dipublikasikan Medrxiv.org pada 11 Maret itu, golongan darah O memiliki risiko yang secara signifikan lebih rendah terhadap penyakit menular COVID-19 dibandingkan golongan darah non-O. 

Dari 206 pasien yang meninggal akibat COVID-19 di Wuhan, 85 memiliki golongan darah A, yang artinya 63 persen lebih banyak dibandingkan 52 orang dengan tipe golongan darah O. Pola seperti ini ditemukan pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda. 

“Mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah ABO pada pasien dan tenaga medis sebagai bagian rutin dari manajemen SARS-CoV-2 dan infeksi virus corona lainnya, untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko orang yang terinfeksi,” imbuh Wang. 

Gao Yingdai, seorang peneliti dari Laboratorium Kunci Negara Hematologi Eksperimental di Tianjin yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan riset itu dapat ditingkatkan dengan ukuran sampel yang lebih besar. Meskipun 2.000 tidak kecil, namun jika dibandingkan dengan jumlah total pasien terinfeksi virus corona, yang saat ini telah melebihi 180.000 secara global, angka 2.000 menjadi sangat kecil.  

Gao menilai keterbatasan lain dari penelitian ini terletak pada minimnya penjelasan tentang fenomena tersebut, seperti interaksi molekuler antara virus dan berbagai jenis sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh apa yang disebut antigen, sebuah zat yang terdapat pada permukaan sel darah merah yang dapat memicu respons imun.(kp)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita